MOST RECENT

Pemkab Intruksikan Semua Kecamatan Gelar Zikir



LHOKSUKON - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara mengintruksikan seluruh kecamatan untuk menggelar zikir dan doa bersama di masjid kecamatan masing-masing, besok (Minggu) malam. Kegiatan ini dalam rangka menyemarakkan tahun baru Islam 1 Muharram 1433 H yang jatuh pada jatuh pada Minggu (27/11).


“Surat edaran tentang zikir dan doa bersama itu telah dikirim ke kecamatan. Kami minta agar seluruh masyarakat datang ke masjid di ibukota kecamatan untuk mengikuti acara tersebut,” ujar Kabid Kesra dan Keistimewaan Aceh, Pemkab Aceh Utara, Fuad Mukhtar kepada Serambi, Jumat (25/11).


Pemkab juga mengimbau para orang tua mengajak anak-anaknya hadir pada acara tersebut, sehingga generasi muda lebih dekat dengan kegiatan penyambutan tahun baru secara Islami. “Mari kita jadikan peringatan tahun baru Islam sebagai wahana memelihara kelangsungan syiar Islam di Aceh Utara,” pungkas Fuad.(c46)

00.03 | Posted in | Read More »

Fauzi Terpilih Jadi Dekan FISIP


LHOKSUKON–Fauzi S,Sos, MA terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, periode 2012-2016. Pemilihan dekan tersebut diikuti 62 dosen di gedung Akademik Center Cunda (ACC) Cunda, Lhokseumawe, Kamis ( 24/11).


Dalam pemilihan yang berlangsung demokratis itu, Fauzi meraih 33 suara, mengalahkan kandidat lainnya Aiyub, MA 27 suara, dan Rasyidin yang hanya meraih satu suara, serta satu suara lainnya tidak sah.



Ketua panitia pemilihan, Zulham MA, kepada Serambi kemarin, menyebutkan pemilihan berlangsung demokratis. Sidang pemilihan dekan dipimpin sekretaris senat FISIP Unimal, Suadi. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian visi dan misi kandidat, serta tanya-jawab dengan seluruh pemilih. Setelah itu baru diakhiri dengan pemilihan dekan.



Ditambahkan, hasil akhir menunjukkan Fauzi meraih suara terbanyak dalam pemilihan tersebut. Fauzi menyebutkan dirinya terus menjalin kerja sama antarsesama dosen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di fakultas tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.(c46)

00.01 | Posted in , | Read More »

Kelompok Dokter Cilik Idola Murid


KEGIATAN ekstrakurikuler menjadi salah satu cara meningkatkan kreativitas murid. Hal itu juga yang dilakukan SDN 5 Samudera di Desa Blang Priya, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Sejumlah murid diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (eskul) tersebut. di sekolah itu, ada lima kegiatan ekstrakurikuler yaitu kelompok tari, bulu tangkis, sepak bola, Palang Merah Indonesia (PMI), dan kelompok dokter cilik.


“Seluruh murid boleh memilih kegiatan yang disukainya. Ada juga murid yang mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Tapi yang paling disukai murid SD kami adalah kelompok dokter cilik dan PMI,” ujar Kepala SDN 5 Samudera, Yusliar, kemarin.
Untuk kegiatan kelompok dokter cilik dan PMI, menurutnya, sekolah itu bekerjasama dengan PMI Aceh Utara.

“Tim PMI yang melatih murid mencuci tangan yang bersih, memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan lain sebagainya. Saya lihat, itu bagus untuk meningkatkan kepekaan murid pada sesama,” jelas Yusliar.
Sedangkan untuk tari dan cabang olahraga, menurut Yusliar, pihaknya memiliki guru sekolah yang rutin melatih murid. “Kami gunakan waktu luang murid untuk melatih, bisa pagi atau sore hari. Jadwalnya kita sesuaikan, agar tidak bentrok dengan jam pelajaran reguler,” ungkap Yusliar.

Kini, sekolah itu terus berbenah. Pihak sekolah mengajak orang tua murid memberikan yang terbaik untuk kemajuan sekolah dan muridnya. Mengevaluasi bersama segala kekurangan yang ada. Tujuannya mulia, yaitu meningkatkan kualitas anak bangsa. “Alhamdulillah, selama ini secara akademik murid di SD kami lulus 100 persen saat UN,” pungkas Yusliar.
* masriadi sambo

23.34 | Posted in , | Read More »

Juara Cerdas Cermat Ingin Jadi Pemain Bola


MUHAMMAD Riyaldi (12), tersenyum sumringah. Dia baru saja selesai mengikuti proses belajar mengajar di SDN 5 Samudera di Desa Blang Priya, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, kemarin. Anak pertama dari pasangan Saiful Bahri dan Nuraida ini merupakan salah seorang murid berprestasi di sekolah tersebut. “Saya ingin jadi pemain bola profesional,” ujarnya.


Kegemarannya terhadap sepakbola tak main-main. Buktinya, setiap pulang sekolah, Riyaldi selalu berlatih bersama teman-temannya di Lapangan Kecamatan Samudera. Ketika SMP nanti, Riyaldi berharap bisa masuk ke salah satu klub sepakbola. “Ayah bilang, kalau main bola jangan kasar, tapi harus menguasai teknik yang baik biar bisa mencetak gol,” sebut bocah yang berperan sebagai striker setiap kali bermain bola.


Riyaldi memang murid istimewa. Dia tak hanya mampu bermain bola. Namun prestasi
akademiknya pun terbilang bagus. Dia meraih juara satu cerdas cermat tentang kebencanaan tingkat Aceh Utara tahun 2010 lalu. Dalam lomba sejenis, dia meraih juara dua untuk tingkat Provinsi Aceh. Selain itu, anak berambut lurus ini juga meraih juara harapan dua lomba mate matika tingkat Kecamatan Samudera, tahun lalu.


“Saya juga meraih juara satu hafal ayat pendek di desa saya. Sore hari, saya mengaji di balai pengajian desa. Malam hari baru belajar,” terang penggemar Cesc Fabregas ini.


Ditambahkan, orang tuanya sangat mendukung cita-citanya dengan membeli fasilitas main bola seperti baju, celana, dan sepatu, serta mendampinginya belajar setiap malam. “Ayah bilang, belajar menjadi kunci utama. Pengetahuan yang baik bisa membawa kita menjadi orang yang baik, apa pun profesi kita nanti. Saya berdoa agar bisa mempertahankan prestasi ini,” pungkas Riyaldi. * masriadi

23.32 | Posted in , , | Read More »

Menuju Sekolah Standar Nasional


MURID SDN 5 Samudera di Desa Blang Priya, Kecamatan Samudera, Aceh Utara terlihat serius belajar di ruang kelasnya. Sementara sebagian lainnya terlihat bermain bola di lapangan sekolah tersebut. Sekolah tersebut dibangun tahun 1977 dan ketika itu bernama SD Inpres Blang Priya. Saat itu, hanya ada tiga ruang kelas.

Namun, seiring perjalanan waktu, sekolah itu terus berbenah. Kini, sekolah itu memiliki 12 ruang belajar, satu gedung perpustakaan dan satu unit ruang guru dan kepala sekolah.
“Kami terus berbenah memberikan yang terbaik untuk sekolah ini. Semua guru sudah komit memajukan sekolah ini,” ujar Yusliar, Kepala sekolah itu, kemarin.

Dikatakan, kini sekolah itu memiliki 11 guru PNS, dua orang bakti murni, dan empat orang bakti sekolah.
Setiap guru, lanjutnya, kini telah menguasai pola pembelajaran aktif dan menyenangkan. Murid diajak berdiskusi tentang kendala dalam belajar. “Jika ada murid yang bandel, kami ajak diskusi dari hati ke hati. Alhamdulillah, sejauh ini hasilnya baik. Selain itu, kami melibatkan orang tua murid untuk mengawasi anaknya,” jelas Yusliar. Selain itu, katanya. kini sekolah itu menjadi sekolah favorit di kecamatan tersebut.

Sekolah itu memiliki 294 murid yang berasal dari Kecamatan Syamtalira Bayu, Meurah Mulia, dan Kecamatan Samudera.
“Target kami menjadikan sekolah ini menjadi sekolah standar nasional. Sudah didaftarkan oleh UPTD ke Dinas Pendidikan Aceh Utara dan diteruskan ke Kementerian Pendidikan Nasional RI di Jakarta. Semoga bisa segera turun status standar nasional itu,” pungkas Yusliar. (masriadi sambo)

profil sekolah - Nama: SDN 5 Samudera - Alamat: Desa Blang Priya, Kecamatan Samudera, Aceh Utara - Jumlah guru: 11 PNS, dua bakti murni, empat bakti sekolah - Jumlah murid: 294 orang - Prestasi: kini berstatus sekolah dasar inti di Kecamatan Samudera Aceh Utara dan sedang diusulkan menjadi sekolah standar nasional

23.29 | Posted in , | Read More »

Duo Jagoan Catur dari Peurupok


CHAIRUL Hadi (11) dan Eka Saputri (11) tersenyum manis saat ditemui Serambi, Sabtu (17/9). Dua murid SDN 10 Syamtalira Aron di Desa Peurupok, Syamtalira Aron, Aceh Utara ini merupakan pemain catur terandal di Aceh Utara di kelompoknya. Warga Desa Mayang Baroh, Kecamatan Syamtalira Aron itu sejak berumur lima tahun gemar bermain catur. Keduanya belajar catur secara otodidak.

“Saya suka saja main catur. Setiap kali abang saya main catur, saya perhatikan. Lama-lama saya juga bisa sendiri. Bahkan, sekarang saya seringkali abang saya kalah main catur melawan saya,” ujar Chairul Hadi.

Minat kedua bocah itu belajar catur muncul dari ketertarikan warna hitam-putih bidak catur dan butuh keseriusan tingkat tinggi untuk bermain catur. “Karena itulah saya suka catur. Bermainnya santai, tapi serius,” sebut Eka Saputri.

Sejak tahun lalu sampai sekarang, kedua murid ini selalu mewakili sekolahnya dalam lomba catur baik tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Keduanya menoreh prestasi di semua level. Prestasi akademik dua anak ini pun terbilang baik. Keduanya selalu masuk dalam rangking sepuluh besar di kelasnya.


Dua bocah ini memiliki cita-cita berbeda. Chairul ingin menjadi grand master catur di Indonesia. Sedangkan Eka ingin menjadi polisi wanita (Polwan). Pada awalnya, orang tua murid itu memang melarang mereka bermain catur karena khawatir akan lupa belajar di rumah. “Tapi, setelah melihat perkembangan prestasi kami, orang tua sangat mendukung. Apalagi, prestasi belajar kami tidak terlalu anjlok,” ujar kedua anak ini.


Guru sekolah itu juga sangat mendukung hobi mereka. Keduanya telah membanggakan sekolah di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi. Bahkan, keduanya bertekad suatu saat nanti menjadi generasi muda yang bisa membanggakan Peurupok, Aceh Utara. Semoga!
* masriadi sambo

23.26 | Posted in , | Read More »

Eskul untuk Tingkatkan Kemampuan Siswa


SDN 10 Syamtalira Aron, di Desa Peurupok, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara membuat kegiatan ekstrakurikuler (eskul) tambahan jam pelajaran pada sore hari. Khusus untuk murid kelas enam, belajar tambahan (les) diberikan selama empat bulan berturut-turut secara gratis. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami mata pelajaran.


“Selama ini, les selama empat bulan itu sudah menjadi tradisi di sekolah kami sebagai persiapan menghadapi ujian nasional. Hasilnya, selama ini murid kami lulus 100 persen,” sebut Kepala SDN 10 Syamtalira Aron, Sulaiman SPd.


Ditambahkan, pihaknya juga tak menyediakan honor khusus untuk guru yang mengajar saat les. Namun, keinginan guru untuk meningkatkan kemampuan akademik murid sangat tinggi. “Kami semua komit untuk meningkatkan kelulusan di sekolah ini. Alhamdulillah, kini sudah terlihat hasilnya,” ujarnya.


Selain itu, kegiatan eskul lainnya berupa latihan olahraga selama ini dilaksanakan seminggu dua kali. Setiap murid diarahkan pada bidang olahraga yang diminatinya. Seperti tenis meja, bulutangkis, catur, dan bolavoli. “Kami mendata hobi murid di bidang olahraga. Lalu guru olahraga melatih mereka secara perlahan. Hasilnya, murid kami bisa menjadi juara di cabangnya masing-masing,” jelas Sulaiman.


Untuk mendukung kegiatan olahraga, menurutnya, di sekolah tersebut dibangun lapangan bolavoi, bulutangkis, dan tenis meja. Sedangkan untuk murid yang suka olahraga catur, disediakan papan catur yang mencukupi. “Kalau di tingkat Aceh Utara, sekolah kami selama ini masih diperhitungkan. Kami harap, murid yang gemar berolahraga ini ke depan menjadi atlet professional dan bisa membanggakan Provinsi Aceh di level nasional dan internasionali,” harapnya.


Ditambahkan, sekolah itu berbenah, melatih murid dibidang olahraga dan mengembangkan kemampuan akademiknya. Sehingga, murid bisa berprestasi di bidang olahraga dan akademik. * masriadi sambo

23.24 | Posted in , | Read More »

Asma, Obsesi Motivator


SORE itu, Asmaul Husna baru saja selesai mengikuti les bahasa Inggris di Arizona Institute, Lhokseumawe. Dia salah satu mahasiswi berprestasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe. Mahasisiwi semester V jurusan Ilmu Komunikasi itu kini tengah mendalami pengetahuan bahasa Inggrisnya.

Anak kelima dari pasangan Ibrahim Yunus-Siti Nurmansyah ini gemar menulis artikel. Pada 2010 dia meraih II Pena Award. Pena Award adalah penghargaan untuk penulis berasal dari kalangan mahasiswa se-Aceh yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unimal sejak 2004.

Pada tahun yang sama, Asma-panggilan akrab Asmaul Husna-didaulat menjadi salah satu penulis muda dalam buku memperingati Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.

“Saya terus belajar menulis. Selain itu, saya ingin menjadi motivator. Ada kebahagiaan sendiri jika bisa memberikan semangat pada orang lain. Menyampaikan kalimat bijak, menenteramkan hati orang lain agar orang lain selalu berbuat baik dan tidak buruk sangka,” ujar penggemar Mario Teguh ini, ketika bincang-bincang dengan Serambi, Minggu kemarin.

Di sela-sela waktu kuliah, Asma gemar membaca buku. Berbagai buku psikologi, sosial, dan politik dilahapnya. Dia harus membagi waktu, antara belajar, les, dan mengaji pada malam hari. Selain itu, gadis murah senyum ini aktif di sejumlah organisasi mahasiswa (Ormawa) di kampus. “Saya berharap ke depan bisa menjadi motivator dan meneruskan hobi menulis. Saat ini saya juga menulis cerita pendek (cerpen), puisi dan artikel. Satu hari, saya harap bisa menerbitkan karya,” pungkas Asma.(masriadi sambo)

23.20 | Posted in , , | Read More »

Melatih Diri Lewat BEM dan Komunitas


SEPERTI halnya di lembaga pendidikan tinggi lainnya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh Lhokseumawe juga memiliki sejumlah organisasi kemahasiswaan. Tidak hanya sebatas badan eksekutif dan dewan perwakilan, para mahasiswa FISIP Unimal juga melatih diri melalui perkumpulan (komunitas) yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Sebagai lembaga kemahasiswaan tertinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP tentunya menarik minat besar dari para mahasiswa. Apalagi, BEM FISIP Unimal memang cukup padat dengan aktivitas, baik itu berupa bakti sosial, seni tari, dan sejumlah seminar dan pelatihan. Selain BEM fakultas, ada pula Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta himpunan di masing-masing jurusan. Namun, khusus di jurusan Ilmu Komunikasi, para mahasiswa mendirikan sejumlah komunitas, seperti Komunitas Fotografi, Jurnalistik, dan Komunitas Perfilman. “Ini memperdalam kemampuan mereka di tiga bidang itu. Karena, belajar di kampus jam kuliah terbatas, jadi kita sangat mendukung lahirnya komunitas tersebut,” ujar Dekan FISIP Unimal Fauzi MA kepada Serambi, Selasa (22/11). Fauzi mengatakan, seluruh kegiatan ekstrakurikuler dilakukan oleh sejumlah organisasi mahasiswa tersebut. “Fakultas tidak akan membatasi jenis kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Sejauh kegiatan itu positif, kita tetap mendukung,” terang Fauzi. Ia menyebutkan, kini mahasiswa semakin kreatif menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan. “Bahkan kegiatan seni tari, puisi dan lain sebagainya pun kerap dilakukan mahasiswa. Tidak hanya melakukan seminar dan pelatihan yang sifatnya ilmiah. Mahasiswa juga sering buat acara yang berbau sastra, seni dan budaya,” pungkas Fauzi.(masriadi sambo)

23.17 | Posted in , | Read More »

Lahirkan Lulusan Berjiwa Mengabdi


LOKASI Jalan Sumatera, Kompleks Bukit Indah, Desa Blang Payang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, tampak selalu ramai dengan aktivitas muda-mudi terpelajar. Mereka adalah para mahasiswa yang sedang mengenyam ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. FISIP Unimal didirikan tahun 1969 silam dengan nama awal Akademi Ilmu Agama. Pada tahun 1972 lembaga pendidikan ini berganti nama menjadi Yayasan Universitas Malikussaleh, di dalamnya dibuka tiga fakultas yaitu FISIP, Fakultas Syariah, dan Fakultas Hukura dan Pengetahuan Masyarakat. Seiring perkembangan, FISIP tumbuh semakin eksis dengan satu jurusan yaitu Ilmu Administrasi Negara. Baru pada tahun 2003, FISIP membuka empat jurusan baru yaitu jurusan Ilmu Komunikasi, Sosiologi, Antropoligi dan Ilmu Politik. Kini, jurusan Ilmu Administrasi Negara (IAN), Ilmu Komunikasi, dan Ilmu Politik telah terakreditasi dengan nilai B, sedangkan Sosiologi dan Antropoligi terakreditasi dengan nilai C. “Sebagai fakultas sosial, kita lebih banyak fokus pada persoalan sosial di sekitar masyarakat. Untuk itu, kita targetkan lulusan FISIP harus memiliki jiwa pengabdian sesuai bidang ilmunya masing-masing,” terang Dekan FISIP Unimal Fauzi MA kepada Serambi Senin (21/11). Kini fakultas itu memiliki 1.604 mahasiswa dan 945 alumni tersebar dari lima jurusan. Sementara dosen berjumlah 67 orang PNS, 4 honorer, dan 11 dosen luar biasa. Tiga dari 67 dosen PNS bergelar doktor, selebihnya sedang menimba ilmu magister di sejumlah kampus dalam dan luar negeri. Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, fakultas itu memiliki perpustakaan dengan 3.000 judul buku. “Untuk laboratorium ada di masing-masing jurusan. Khusus untuk Ilmu Komunikasi, peralatan di laboratorium itu belum memadai. Mereka belum memiliki studio siaran. Kita terus upayakan, agar jurusan itu memiliki studio siaran,” sebut Fauzi. Ditambahkan, kini pihaknya telah bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran Bandung, Universitas Andalas Padang, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan Universitas Teuku Umar, Meulaboh.(masriadi sambo)

23.13 | Posted in , | Read More »

Menuju Sekolah Berstandar Internasional


MATAHARI membakar bumi. Sejumlah murid SDN 2 Lhoksukon, Aceh Utara terlihat mulai ke luar dari ruang kelas seiring berakhirnya waktu belajar mengajar. Senyum gembira bocah terlihat jelas saat tahu orang tuanya sudah menunggu di gerbang sekolah.

SD yang dibangun tahun 1955 merupakan sekolah favorit di kecamatan itu. Saat dibangun, sekolah itu hanya memiliki tiga ruangan dengan fasilitas seadanya. Seiring perjalanan waktu, sekolah itu pun mulai berbenah. Kini, sekolah yang berlokasi di Desa Keude Lhoksukon itu memiliki 18 guru yang telah menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (pakem).

Saat ini, SD itu memiliki 511 murid. Tiap tahun, animo masyarakat mendaftarkan anaknya ke sekolah itu cukup banyak. Tapi, karena ruangan terbatas, terpaksa ditolak. SD tersebut kini memiliki 17 ruang belajar, perpustakaan dengan koleksi buku pelajaran 3.000 buku, dan semua pelajaran dilengkapi alat peraga.

“Kalau pelajaran yang membutuhkan proyektor agar mudah dipahami siswa, kami gunakan proyektor. Misalnya, pelajaran IPS untuk memperlihatkan bentuk detail peta pulau-pula di Indonesia, kami gunakan proyektor,” jelas Kepala SDN 2 Lhoksukon, Dra Azizah didampingi bendaharanya, Mawarni.

Dengan fasilitas yang ada, lanjutnya, sejak tahun 2008 sekolah itu berstatus sekolah standar nasional. Ditambahkan, sejak awal tahun 2011 pihaknya telah mengusulkan agar sekolah itu menjadi Rintisan Sekolah Berstandard Internasional (RSBI). “Kami harap, ke depan sekolah ini bisa jadi RSBI. Sehingga, ada satu sekolah di ujung timur Aceh Utara yang bagus dan berstandard internasional,” pungkas Azizah. Semoga! * masriadi sambo

21.56 | Posted in , | Read More »

Juara Olimpiade yang Ingin Jadi Dokter

CARA bicaranya lugas dan tegas. Matanya tajam menatap lawan bicara. Terlihat jelas, bocah ini memiliki kemampuan di atas rata-rata murid di SDN 2 Lhoksukon, Aceh Utara. Itulah Rahmalia. Dia salah seorang murid berprestasi di sekolah tersebut. Sejak kecil, putri bungsu pasangan Abdul Hamid dan Nurbaidah itu menunjukkan minat terhadap mata pelajaran matematika.

Dia pun sejak kecil belajar menghitung dari orangtuanya. Tak heran, saat duduk di kelas satu SD, dia sudah pandai berhitung. Bahkan, dia terlihat lebih menonjol dibanding teman sebaya. Ketekunan itu membuahkan hasil bagi Rahmalia yaitu menjuarai olimpiade matematika tingkat Kecamatan Lhoksukon, tiga bulan lalu. “Setelah menang di Lhoksukon, saya mengikuti lomba sejenis tingkat Kabupaten Aceh Utara. Saya belum beruntung, hanya mendapatkan juara tiga,” ujar Rahmalia.

Meski begitu, dia tetap semangat belajar. “Satu waktu, saya pasti bisa dapat juara lagi. Saya terus belajar. Orang tua saya bilang, terpenting rajin belajar, pasti bisa menang ikut lomba,” sebut Rahmalia. Lalu, dia mengikuti lomba lain yaitu cerdas cermat mata pelajaran PPKN. Hasilnya, dia meraih juara satu tingkat Kecamatan Lhoksukon. Prestasi lain, ketika duduk di kelas lima, Rahmalia menjadi juara satu lomba pidato bahasa Arab yang diselenggarakan pihak sekolah.

Meski telah menoreh prestasi, Rahmalia belum puas. Dia ingin terus berkarya dan meraih prestasi sebanyak-banyaknya. Untuk meraih prestasi itu, Rahmalia pun rajin belajar. Sepulang sekolah, dia mengaji di balai pengajian di desanya. Malam hari, dia belajar. “Rata-rata sejam atau dua jam saya belajar setiap hari,” sebut Rahmalia. Cita-citanya terus melambung. Dia ingin menjadi dokter umum. “Kalau dokter itu kan bisa menolong banyak orang. Saya senang kalau bisa menolong orang, apalagi orang yang sakit,” pungkasnya sambil tersenyum malu. * masriadi sambo

21.54 | Posted in , | Read More »

Drumband Jadi Primadona


DUA siswa MTsN 1 Nibong di Desa Dayah Nibong, Kecamatan Nibong, Aceh Utara terlihat sibuk membersihkan peralatan drumband di sebuah ruang di madrasah itu. Sesekali tawa mereka pecah dan mereka terlihat sangat menikmati kegiatan itu. Kelompok drumband memang menjadi primadona di madrasah tersebut.

Bagi siswa, jika menjadi anggota drumband memiliki kebanggan tersendiri. Karena tak mudah menjadi anggota grup itu. “Harus mengikuti seleksi minat dan bakat. Kalau lulus itu, baru bisa bergabung dengan kelompok drumband. Hanya anak-anak yang suka seni dan alat musik yang bisa masuk ke kelompok itu,” ujar Kabid Pengajaran MTsN 1 Nibong, Jafaruddin SPd.

Selain itu, siswa lain bergabung ke kelompok bolavoli, badminton, dan kelompok lompat tinggi. “Semua bidang ekstrakurikuler (eskul) dibina oleh guru khusus. Khusus drumband didatangkan pelatih khusus yaitu Ilyas dari Lhoksukon,” ujarnya.

Ditambahkan, selama ini kelompok drumband madrasah itu hanya tampil di sejumlah acara di Kecamatan Nibong dan Kabupaten Aceh Utara. Kelompok itu tidak bisa mengikuti lomba drumband tingkat Provinsi Aceh atau nasional. Pasalnya, dana yang dibutuhkan untuk sekali pementasan sangat besar. “Sementara dana kami terbatas,” ungkap Jafaruddin.

Namun, tambahnya, untuk Kecamatan Nibong, kelompok drumband itu patut diperhitungkan. Pasalnya, tiap kali tampil selalu mendapat acungan jempol dari warga. “Kami berharap ke depan akan lahir lagi kelompok pengembangan minat dan bakat seperti kelompok tari. Kita lihat dulu apa yang paling digemari siswa, baru kita buat kelompok baru,” pungkasnya. * masriadi sambo

21.50 | Posted in , | Read More »

Kisah Multitalenta Mona


SENYUM gadis berkulit putih itu sumringah. Dia memberi salam sambil membungkukkan badan pada guru di kantor dewan guru MTsN 1 Nibong di Desa Dayah Nibong, Kecamatan Nibong, Aceh Utara, kemarin. Itulah Mona Santi (14). Dia salah satu pelajar yang berprestasi di sekolah itu. Sejak kecil, dara yang lahir di Desa Paya Terbang, Kecamatan Nibong, Aceh Utara itu gemar mempelajari ilmu agama Islam. Setelah menamatkan SD di kampungnya, anak keempat pasangan Kamaruzzaman dan Juwairiah itu memilih madrasah tsanawiyah sebagai tempat menimba ilmu.

“Kalau di sekolah umum, lebih banyak pendidikan umum. Makanya, saya lebih memilih madrasah tsanawiyah. Di sini, pendidikan agama lebih banyak ketimbang pendidikan umum,” ujar Mona. Sejak duduk di kelas satu, prestasi Mona terlihat menonjol. Dia gemar mencoba banyak bidang, baik seni dan olahraga. Buktinya, tahun 2009 Mona terpilih menjadi ketua tim bolavoli sekolah itu. Di tahun yang sama, Mona meraih juara satu lomba praktik shalat tingkat Aceh Utara.

Setahun kemudian, prestasinya pun menonjol, dia meraih juara satu lomba membaca surat pendek se-Aceh Utara. Mona juga meraih juara satu lomba membaca asmaul husna yang diselenggarakan Pemkab Aceh Utara tahun 2010. “Tahun 2010 saya bersama tim rebana sekolah juga meraih juara satu lomba rebana tingkat Aceh Utara,” rinci Mona Santi.

Di bidang akademik, Mona juga rutin meraih rangking satu di kelas. “Paling jelek rangking dua. Itu pun waktu di kelas satu,” terang Mona. Prestasi dara cilik ini terlihat beragam dari berbagai bidang. Prestasi itu menandakan Mona Santi adalah sosok dara multitalenta.

Lalu, apa cita-cita Mona? “Saya ingin menjadi guru mata pelajaran Agama Islam. Orang tua juga sangat mendukung. Setelah tamat dari tsanawiyah, saya mau lanjut ke aliyah. Lalu ke sekolah tinggi agama Islam,” terang Mona sambil tersenyum. Usai sekolah, Mona mengaji di Balai Pengajian Babul Ula di kampungnya. Dia juga membantu orang tua bertani dan menjaga adik-adiknya. Cita-cita gadis ini terus melambung. Niatnya mulia yaitu ingin menjadi guru dan mengajarkan pengetahuan agama Islam pada generasi mendatang. Semoga! * masriadi sambo

21.48 | Posted in , | Read More »

“Lampuki” Arafat Nur, Novel Terbaik KLA 2011


ARAFAT NUR, salah seorang penulis Aceh paling produktif kembali meraih penghargaan bidang sastra yang tergolong fenomenal. Kali ini untuk novel ‘kontroversi’-nya; Lampuki.

Lampuki mendapatkan anugerah Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2011 untuk kategori fiksi. Keberhasilan Arafat mendapatkan penghargaan bergengsi itu diumumkan oleh tim juri KLA 2011 di Atrium Plaza Senayan, Jakarta, Rabu 9 November 2011. Selain semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah seorang penulis terbaik di jagad sastra nasional, Arafat juga berhak mengantongi uang tunai Rp 50 juta dari panitia KLA.

KLA 2011 mengumumkan dua kategori pemenang, yaitu kategori puisi diraih masing-masing oleh Avianti Armand (Perempuan yang Dihapus Namanya) dan Nirwan Dewanto (Buli-buli Lima Kaki). Sedangkan untuk kategori fiksi diraih Arafat Nur (Lampuki).

Novel Lampuki ternyata mampu mengalahkan empat karya penulis kawakan lain yang sebelumnya masuk lima besar bersama Arafat, yaitu Remy Sylado (Hotel Prodeo), Cok Sawitri (Tantri, Perempuan yang Bercerita), Seno Joko Suyono (Tak Ada Santo dari Sirkus), dan Okky Madasari (86).

“Saya senang meraih penghargaan ini. Namun saya lebih senang lagi jika Lampuki bisa dibaca oleh banyak orang. Ini tujuan saya menulis novel,” kata Arafat Nur kepada Serambi di Lhokseumawe, Kamis (10/11).

Novel Lampuki, seperti dilansir sejumlah media dan dibenarkan oleh Arafat, banyak menuai hujatan dari pembaca. Hujatan itu umumnya disuarakan oleh orang-orang yang merasa tersindir oleh muatan cerita dalam novel ini. Bahkan, kata Arafat, ada yang menilai Lampuki ‘nyerempet-nyerempet’ karya cabul.

“Saya membiarkan saja mereka yang menghujat karena mereka tidak mengerti. Mereka yang menghujat tidak memahami isi Lampuki. Mereka menghujat juga karena judul yang dianggap luncah,” kata Arafat Nur sebagaimana pernah dikutip The Atjeh Post. “Selain yang menghujat, tak sedikit pula yang memberikan apresiasi dan pujian,” lanjut Arafat.

Memang, ada sesuatu yang tak biasa pada Lampuki, seperti rangkaian kalimat yang ada di awal novel ‘kontroversi’ itu. “Pertemuan dua bukit itu menyerupai tubuh manusia telentang, dengan kedua sisi kakinya merenggang, terkuak serupa selangkang.”

Lampuki, menurut Arafat bercerita tentang kerumitan sebuah kampung ketika Aceh sedang bergejolak. “Terlalu ngeri mengingatnya, apalagi menceritakan satu per satu kejadian yang masih kental terekam dalam ingatan,” kata Arafat.

Ketika novel yang juga meraih hadiah DKJ 2010 itu dibedah di Pustaka Rumah Cahaya Banda Aceh, bulan lalu, juga diangkat berbagai sisi menarik Lampuki, di antaranya banyak menggunakan simbol, seperti Si Kumis untuk Ahmadi, Si Rupawan untuk Jibral, Si Pesek untuk para tentara dari Jawa (Paijo, Sukiman) dan lain-lain. “Ini sesuatu hal yang tidak bisa menginspirasi dalam sastra,” ujar Mohammad al Azhir, Pengurus Forum Lingkar Pena Aceh yang berperan sebagai narasumber saat bedah novel tersebut.

Lampuki juga tergolong berani. Seperti tersurat pada kalimat berikut; “Oleh sebab itu pula, alam perkampungan Lampuki sekarang lebih hijau dan penduduknya semakin terbelakang, miskin, kumuh, sehingga watak mereka yang asli semakin tampak; pemalas, nyinyir, kasar, suka memaki, pemberang, dan cepat naik darah. Namun, ketika menghadapi para tentara, tubuh mereka membungkuk-bungkuk, meringkuk, dan kepala mereka merunduk seperti sahaya hina, budak yang tak ada harga.

Keberanian seperti untaian kalimat di atas hanya memungkinkan jika penulisnya dari daerah setempat, seperti Arafat Nur. Sebab, sebagaimana dikatakan oleh narasumber yang membedah novel tersebut, “Orang luar yang berani menulis kelemahan sebuah suku, pasti sudah sakit jiwanya dan riwayatnya tidaklah panjang.”(masriadi sambo/nasir nurdin)

21.44 | Posted in , | Read More »

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added