Jejak langkahmu terekam di dinding itu
Senyum mu terkulum di sana
Gigi putihmu
Rambut lurusmu
Semua terekam di dinding itu
Dinding itu masih seperti dulu
Bayangmu masih di sana
Tersenyum dan menertawakanku
Menusukku
Dinding itu
Masih seperti dulu
Aku hanya menggumam bila menatapnya
Dinding itu
Menyimpan semua tentangmu
Biarlah dia di situ
Toh dinding itu tak bersalah
Ketika ku pergi
Dinding itu tetap seperti itu
Hingga rumah ini kosong
Dan, pemilik yang baru merobeknya
Ya, dinding itu menjadi kenangan terakhirku
04.28 |
Posted in
PUISI,
Ucapan
|
Read More »
Sudah waktunya kutinggalkan semua kenangan
Sudah waktunya kutinggalkan kota ini
Sudah saatnya membunuh waktu di kota ini
Waktu yang tak berpihak
Waktu yang tak menyisakan tawa
Waktu yang menyisakan duka
Sudah waktunya memburu angan
Sudah waktunya pergi untuk sebuah harapan baru
Sudah waktunya pergi
Tak ada guna menahan tangis
Tak guna membenamkan diri
Tak guna menyesali yang terjadi
Kukan pergi
Ya, akan tinggalkan kotamu
Tak akan melihatmu lagi
Kukan pergi
Untuk untuk membunuh kenangan
Kukan pergi
Entah kapan bisa kembali
04.21 |
Posted in
PUISI,
Ucapan
|
Read More »
Kuihklaskan kamu
Pergi untuk tak kembali
Kuihklaskan kamu
Untuk menuai embun pagi, sejuk dan menyambut matahari
Kuihlaskan kamu, tapi hatiku perih
Kuihklaskan kamu
Walau luka mengangga
Walau malam ku hampa
Walau aktifitasku hilang seketika
Walau semua impian tentang masa depan kandas begitu saja
Walau semuanya telah hancur berkeping
Kuihlaskan kamu
Untuk semua kenangan yang terkoyak
Untuk semua memori yang berakhir
Untuk derap air mata mu
Ku-ihklaskan kamu
Dibalik harapan yang hilang
Tapi hatiku perih
Tapi jiwaku meronta
Tapi anganku sirna
Tapi harapanku musnah
Ah, kuihklaskan kamu
Untuk yang terbaik
Tapi, hatiku tak utuh
Tengku Dibangka, 17 Mei 2009
23.25 |
Posted in
PUISI,
Ucapan
|
Read More »
17 Mei
Bumi dibalut mendung
Semendung kenangan yang menguntai sejarah
Luka terbungkus pilu
Dua tahun silam
Di taman ini, riak tawa dan percikan senyum terpencar
Tak terbentar sedikitpun
Tampak terang, indah, mempesona
Dua tahun silam
Semua kenangan dan hayalan akan masa depan terwujud
Dua tahun silam
Semua itu sudah terlewatkan
Hilang tak berbekas
17 Mei
Kutaruhkan mahkota yang mulia
Orang yang paling bermakna dalam hidup
Kutaruhkan itu hanya untuk memintamu kembali
Kukorbankan itu
Hanya ingin mendapatkan kata maaf
17 Mei
Semua kenangan telah hilang
Sejak detik ini
Sejak menit ini
Sejak detak jantung ini berhenti menuai kenangan
Sejak ini pula
Kutenggelam dalam lobang kehampaan
17 Mei
Sejarah tak bermakna ku toreh dalam bingkai ini
Kutoreh tumpuk nanah darah
Kutoreh untuk mengingatkan ku akan kebodohan
Akan kekoyolan
Akan kehampaan masa depan
17 Mei
Ini semua berakhir
Selamat jalan cinta
Rumah Tengku Dibangka, 17 Mei 2009
23.22 |
Posted in
PUISI,
Ucapan
|
Read More »