PENGERTIAN
Malam ini aku tergelitik dengan kata “pengertian”. Kata ini disodok dalam jantung, dalam amarah yang memuncak, dalam dengus nafas yang memburu. Kata ini, selalu diagungkan. Semua orang ingin dimengerti. Tanpa tau dan mau mengerti arti dan makna kata “pengertian” itu sendiri. Menjadi aneh, manusia selalu mendewakan kata ini. Ego untuk selalu ingin dimengerti, ingin dimuliakan, ingin dihormati, ingin diagung-agungkan. Kodrat manusia yang tak pernah puas, karena ada nafsu didalamnya. Mengerti mudah diucapkan, tapi sulit ditamsilkan.
Pengertian, samadengan memahami makna yang tersurat dan tersirat. Sangat halus. Tak sebatas perbuatan. Tak cukup pula sebatas kata yang terucap. Jika boleh jujur, manusia mulai sakit. Ingin dimuliakan tanpa memuliakan orang lain terlebih dahulu. Ingin dihargai tanpa menghargai orang lain, ingin dimengerti, tanpa mengerti orang lain lebih dulu. Allah menciptakan segalanya berpasangan, ada baik dan buruk, hitam dan putih, atas dan bawah, kiri dan kanan, lelaki dan perempuan. Soal mengerti juga sama. Idealnya, adalah mengertilah orang lain lebihdulu, sebaliknya, perlakuan yang akan diterima berbanding lurus dengan apa yang kita lakukan.
Seorang anak manusia, satu malam bercerita, cobalah mengerti. Sampai kapan tidak mengerti? Sampai kapan harus begini? Dan segudang gerutunya yang lain. Waktu itu, aku menjawab, cobalah berpikir untuk rasional, jujur pada diri sendiri, evaluasi diri, sebenarnya apa yang telah kamu lakukan pada dia. Pada keluarganya, disaat dia susah kamu dimana? Disaat dia terjepit dengan hutang melilit leher pernahkah kamu tau itu? Disaat dia sudah tak memiliki uang sepeserpun untuk bertahan hidup? Disaat dia tidak makan siang, karena tidak ada uang? Disaat dia tidak memiliki apapun, dan mencoba memberikanmu yang terbaik? Disaat dia sudah kosong? Disaat dia mengidap penyakit yang dia sendiri bingung mencari obatnya? Disaat semua cita-citanya masih panjang? Disaat perjuangannya hampa? Disaat semua kesusahan membenamkan dia dari pagi hingga malam hari? Tahukah kamu tentang itu? Kamu dimana?
Ah, kamu tak tau itu? Kamu hanya tau, bahwa dia lelaki kekar, bahwa dia lelaki yang kokoh. Memiliki cukup uang buatmu, buat membahagiakanmu, mencoba memenuhi semua kebutuhanmu, mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Kamu hanya tahu, bahwa dia baik-baik saja. Dia masih bisa tersenyum, dibalik perutnya yang lapar. Dia masih berusaha untuk memenuhi permintaanmu, padahal uang yang dia gunakan adalah uang pinjaman. Tau kah kamu tentang itu?
Ah, kamu tidak tau sejauh itu? Taukah kamu, betapa dia mengkhawatirkan kesehatan ibunya. Betapa dia sangat sedikit memberikan uang untuk ibunya. Betapa sedikit energy dan perhatian yang diberikan buat ibunya. Betapa besar perjuangannya untuk terus bertahan, membahagiakan ibunya, keluargamu, dan kamu. Tahukah kamu akan itu? Ya, dia memang berbohong. Selalu menceritakan hal yang baik-baik saja padamu. Menceritakan bahwa dia bangun pagi dan bekerja seperti biasa. Padahal tidak. Dia tidak memiliki pendapatan apa pun sejak dua bulan lalu. tahukah kamu akan itu? Apa kah ini yang kamu sebut sebagai pengertian? Apakah ini yang kamu sebut sebagai memahami? Apakah ini yang kamu sebut sebagai mengerti sepenuh hati? Apakah ini kamu sebut keegoannya? Apakah kamu tau betapa sulitnya menahan lapar? Apa kamu tahu, betapa susahnya meminjam uang hanya untuk memberikan uang itu padamu? Apa kamu tahu, betapa sulitnya semua itu?
Kota ini memang keras. Dan, dia terus bertahan. Bertahan melewati semua itu. Bertahan dengan satu harapan agar kamu bisa mengerti? Ah, sebaliknya. Ternyata kamu yang ingin dimengerti lebih banyak,. Masih sangat kurang ternyata pengertian itu. Kata memang bisa diartikan sesukanya. Tak perlu mengikuti kaidah kamus. Tak perlu pula mengikuti ejaan yang telah baku. Tak perlu semua itu. Kata bisa diartikan semau orangnya. Bagimu, pengertian adalah kata untuk mengerti all untuk kamu.
Ah, sudahlah. Pertanyaanmu tentang kata pengertian itu tak bisa kujawab. Meski aku lama belajar di sebuah sekolah menulis, meski aku lama memimpin forum penulisan, meski aku lama bergelut dengan kata dan kalimat. Kata pengertian yang kamu maksud, dan pertanyakan itu tak bisa kujawab. Ingat satu hal, hidup ini berbanding lurus. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Jika kita baik, orang akan baik. Jika kita kurang baik, untuk tidak menyebutnya jahat, orang juga akan berperlakuan yang sama. Hidup akan terus begini. Mengikuti rel yang telah ditetapkan oleh sang pencipta. Orang baik, akan bertemu dengan orang baik. Orang jahat, iri, sok, juga akan mendapatkan hal setimpal. Maka bertahanlah pada pendirian, dan zaman akan mengubur semua itu. Tanpa perubahan, tanpa adaptasi, tanpa mengerti orang lain. Hanya ingin dimenegerti. Ya, ego diri sendiri. [dinihari, 12 Juli 2009]
Pengertian, samadengan memahami makna yang tersurat dan tersirat. Sangat halus. Tak sebatas perbuatan. Tak cukup pula sebatas kata yang terucap. Jika boleh jujur, manusia mulai sakit. Ingin dimuliakan tanpa memuliakan orang lain terlebih dahulu. Ingin dihargai tanpa menghargai orang lain, ingin dimengerti, tanpa mengerti orang lain lebih dulu. Allah menciptakan segalanya berpasangan, ada baik dan buruk, hitam dan putih, atas dan bawah, kiri dan kanan, lelaki dan perempuan. Soal mengerti juga sama. Idealnya, adalah mengertilah orang lain lebihdulu, sebaliknya, perlakuan yang akan diterima berbanding lurus dengan apa yang kita lakukan.
Seorang anak manusia, satu malam bercerita, cobalah mengerti. Sampai kapan tidak mengerti? Sampai kapan harus begini? Dan segudang gerutunya yang lain. Waktu itu, aku menjawab, cobalah berpikir untuk rasional, jujur pada diri sendiri, evaluasi diri, sebenarnya apa yang telah kamu lakukan pada dia. Pada keluarganya, disaat dia susah kamu dimana? Disaat dia terjepit dengan hutang melilit leher pernahkah kamu tau itu? Disaat dia sudah tak memiliki uang sepeserpun untuk bertahan hidup? Disaat dia tidak makan siang, karena tidak ada uang? Disaat dia tidak memiliki apapun, dan mencoba memberikanmu yang terbaik? Disaat dia sudah kosong? Disaat dia mengidap penyakit yang dia sendiri bingung mencari obatnya? Disaat semua cita-citanya masih panjang? Disaat perjuangannya hampa? Disaat semua kesusahan membenamkan dia dari pagi hingga malam hari? Tahukah kamu tentang itu? Kamu dimana?
Ah, kamu tak tau itu? Kamu hanya tau, bahwa dia lelaki kekar, bahwa dia lelaki yang kokoh. Memiliki cukup uang buatmu, buat membahagiakanmu, mencoba memenuhi semua kebutuhanmu, mencoba memberikan yang terbaik untukmu. Kamu hanya tahu, bahwa dia baik-baik saja. Dia masih bisa tersenyum, dibalik perutnya yang lapar. Dia masih berusaha untuk memenuhi permintaanmu, padahal uang yang dia gunakan adalah uang pinjaman. Tau kah kamu tentang itu?
Ah, kamu tidak tau sejauh itu? Taukah kamu, betapa dia mengkhawatirkan kesehatan ibunya. Betapa dia sangat sedikit memberikan uang untuk ibunya. Betapa sedikit energy dan perhatian yang diberikan buat ibunya. Betapa besar perjuangannya untuk terus bertahan, membahagiakan ibunya, keluargamu, dan kamu. Tahukah kamu akan itu? Ya, dia memang berbohong. Selalu menceritakan hal yang baik-baik saja padamu. Menceritakan bahwa dia bangun pagi dan bekerja seperti biasa. Padahal tidak. Dia tidak memiliki pendapatan apa pun sejak dua bulan lalu. tahukah kamu akan itu? Apa kah ini yang kamu sebut sebagai pengertian? Apakah ini yang kamu sebut sebagai memahami? Apakah ini yang kamu sebut sebagai mengerti sepenuh hati? Apakah ini kamu sebut keegoannya? Apakah kamu tau betapa sulitnya menahan lapar? Apa kamu tahu, betapa susahnya meminjam uang hanya untuk memberikan uang itu padamu? Apa kamu tahu, betapa sulitnya semua itu?
Kota ini memang keras. Dan, dia terus bertahan. Bertahan melewati semua itu. Bertahan dengan satu harapan agar kamu bisa mengerti? Ah, sebaliknya. Ternyata kamu yang ingin dimengerti lebih banyak,. Masih sangat kurang ternyata pengertian itu. Kata memang bisa diartikan sesukanya. Tak perlu mengikuti kaidah kamus. Tak perlu pula mengikuti ejaan yang telah baku. Tak perlu semua itu. Kata bisa diartikan semau orangnya. Bagimu, pengertian adalah kata untuk mengerti all untuk kamu.
Ah, sudahlah. Pertanyaanmu tentang kata pengertian itu tak bisa kujawab. Meski aku lama belajar di sebuah sekolah menulis, meski aku lama memimpin forum penulisan, meski aku lama bergelut dengan kata dan kalimat. Kata pengertian yang kamu maksud, dan pertanyakan itu tak bisa kujawab. Ingat satu hal, hidup ini berbanding lurus. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Jika kita baik, orang akan baik. Jika kita kurang baik, untuk tidak menyebutnya jahat, orang juga akan berperlakuan yang sama. Hidup akan terus begini. Mengikuti rel yang telah ditetapkan oleh sang pencipta. Orang baik, akan bertemu dengan orang baik. Orang jahat, iri, sok, juga akan mendapatkan hal setimpal. Maka bertahanlah pada pendirian, dan zaman akan mengubur semua itu. Tanpa perubahan, tanpa adaptasi, tanpa mengerti orang lain. Hanya ingin dimenegerti. Ya, ego diri sendiri. [dinihari, 12 Juli 2009]