MOST RECENT

|

Mata Ditutup, Tangan Diikat


MARZUKI mengaku masih trauma. Sorot matanya suram dan sesekali menerawang jauh. Tauke karet yang bermukim di Desa Madi Kecamatan Nibong, Aceh Utara, ini sulit melupakan peristiwa yang baru saja dialaminya: distop, dipaksa turun dari mobil, ditodong pakai senjata api, lalu uang dan mobil pikapnya dilarikan lima perampok.

“Kejadian itu sangat tiba-tiba. Saya sama sekali tidak menyangka bakal dihadang oleh sekelompok pria, lalu dipaksa turun dari mobil di bawah todongan senjata,” ujar Marzuki (30), saat diwawancarai Serambi di ruang tunggu Mapolsek Tanah Luas, Aceh Utara, Kamis (13/1).

Malah, menurutnya, tidak ada firasat apa pun yang memberi tanda kepadanya bahwa akan terjadi peristiwa sedahsyat itu.Apalagi, Marzuki sudah lama menekuni pekerjaan membeli karet/getah dari masyarakat di kawasan Geureudong Pase dan sekitarnya. Sudah lebih dari 2,5 tahun hal ini dia lakoni. Tapi tak pernah ada masalah atau pergesekan dengan warga atau petani kebun di sana. Juga jauh sebelum menekuni kegiatannya sehari-hari sebagai pedagang pengumpul karet milik petani, ia tak pernah punya masalah dengan siapa pun.

***

Alkisah, Kamis (13/1) pagi Marzuki bersama rekannya Murdani (28) mengendarai mobil pikap berdua saja. Mereka berangkat mencari getah yang dijual warga di kawasan Bukit Makarti, daerah pedalaman Krueng Pase.

Dalam perjalanan ke tujuan, keduanya banyak bercerita tentang bisnis getah dan hal-hal lainnya. Kondisi jalan yang dilalui kurang mulus. Maklum, ruas jalan di desa pedalaman itu masih diwarnai banyak lubang. Batunya pun banyak yang runcing.

Kondisi yang demikian menyebabkan Marzuki tak berani tancap gas. Saatnya memasuki daerah yang sepi dan rumah penduduk mulai jarang-jarang. Di kanan-kiri jalan terhampar semak belukar dan sesekali terlihat kebun karet warga. Sedang asyik mengendara dengan kehati-hatian ekstra, sorot mata Marzuki tertumbuk pada pria yang tiba-tiba menyetop mobilnya. Penghadang itu serta-merta ke luar dari semak belukar, mengarah ke depan mobil Marzuki.

“Saya terkejut bukan main, ketika distop oleh pria bersebo. Mereka berada di kiri-kanan jalan. Saat mobil kami naik tanjakan, langsung distop. Jalan sedang sepi,” ujar Marzuki saat ditanyai di Mapolsek Tanah Luas.

Menurutnya, setelah mobil dia berhentikan pelaku langsung memaksanya ke luar dari mobil dan minta ia menyerahkan uang. Ketika itu korban coba berkilah dengan mengaku tidak membawa uang. Namun, penodong itu tak mau percaya, malah mengasarinya. “Saya dipukul dan ditodong dengan senjata,” ujar Marzuki.

Bukan hanya itu, tambah Marzuki, pelaku juga mengikat tangannya dengan lakban putih. Lalu, menutup mulut dan matanya dengan lakban hitam. Sebelum matanya diikat, tambah Marzuki, dalam kondisi takut berat sempat juga dia lihat masih ada pria lain yang berada di kiri-kanan jalan. Tapi dia tak kenal siapa mereka.

Di akhir wawancara Marzuki mengaku, sepanjang hidupnya baru kali ini dia rasakan peristiwa semencekam itu. “Saya masih takut, Pak. Ini pengalaman terburuk saya. Saya harap, pelakunya bisa segera ditangkap,” pinta Marzuki. (ib/c46)


SUMBER SERAMBINEWS.COM

Publis Oleh Dimas Sambo on 22.00. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Mata Ditutup, Tangan Diikat"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added