Berwisata ke Rumah Cut Meutia
SEJUMLAH remaja, anak-anak dan orang tua berkumpul di Rumah Cut Meutia di Desa Menasah Mesjid, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara, Minggu (17/7). Mereka datang dari dari Kota Lhokseumawe dan sebagian dari kecamatan setempat.
Ya, hari itu, rumah pahlawan nasional tersebut ramai dikunjungi warga. Tidak seperti hari biasanya, rumah itu dibekap sunyi. “Kalau hari Minggu, agak ramai. Sebagian besar yang datang orang dari Matangkuli dan Lhoksukon,” sebut Maryani (50), penjaga rumah itu didampingi anaknya, Muslem.
Pekarangan rumah itu terlihat bersih dan teduh. Sejumlah pohon besar dan bunga menghadirkan kesejukan tersendiri. Di rumah itu ada tiga lumbung padi, satu monumen perjuangan Cut Meutia, satu lesung penumbuk padi, satu balai pengajian, satu kolam kecil, serta satu rumah induk. Sedangkan dalam rumah, hanya ada beberapa foto kusam tentang perjuangan Cut Meutia tempo dulu.
“Kami tidak memungut biaya apa pun dari pengunjung. Jika mereka memberikan seikhlas hati, ya kami terima,” ujar Maryani. Wanita ringkih ini telah 15 tahun merawat dan membersihkan rumah srikandi Aceh itu.
Sementara seorang pengunjung, Yulia (25) warga Desa Bungong, Pirak Timu, Aceh Utara menyebutkan dia dan teman-temannya setiap akhir pekan mengunjungi rumah itu. Mereka memanggang ikan dan ayam di pekarangan rumah itu. “Di sini suasananya sejuk. Makanya, saya ajak teman-teman berwisata ke mari. Lagi pula tempat wisata lain di Aceh Utara banyak yang ditutup, karena alasan penegakan syariat Islam” ujar Yulia.
Menurutnya, ketika mengunjungi rumah itu ada semangat baru yang timbul. “Cut Meutia wanita yang gagah melewati seluruh penderitaan ketika melawan Belanda tempo dulu. Wanita Aceh sekarang ini juga harus kuat, harus bisa berguna bagi seluruh masyarakat. Kita harus bisa mencontoh Cut Meutia,” sebut Yulia.
Dia berharap, ke depan Pemkab Aceh Utara makin rajin mempromosikan situs sejarah itu. Sehingga makin banyak masyarakat Aceh yang datang berkunjung ke tempat itu.(masriadi sambo)
fasilitas rumah cut meutia
- Tiga lumbung padi, satu monumen perjuangan Cut Meutia, satu lesung penumbuk padi, satu balai pengajian, satu kolam kecil, serta satu rumah induk dan foto tentang perjuangan Cut Meutia tempo dulu
- Cut Meutia syahid 25 Oktober 1910 ditembak oleh tentara penjajah Belanda
- Makamnya di Pucok Krueng Keureutoe, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara