MOST RECENT

|

Bangkit dari Keterpurukan



Rumah sederhana itu terlihat sepi. Tanpa cat yang mencolok, diluar rumah tampak satu unit mobil dengan bak terbuka (pick-up) parkir. Rumah yang terletak di Jalan Blang Ara, Simpang Buloh, Meunasah Mesjid Lhokseumawe itu jauh dari kesan pabrik raksasa. Sangat sederhana. Itulah UD. Primarasa. Memproduksi ribuan potong roti setiap hari. Tidak ada kesan mewah sedikitpun dari ibu paruh baya yang menyambut kedatangan saya, Selasa (18/3). Senyum Nafsiah, pemilik usaha ini begitu bersahabat. “Sudah enam tahun bisnis ini saya jalankan. Hasilnya lumanyan,” sebutnya.

Wanita kelahiran Solo itu, awalnya hanya berjualan nasi serta bolu gulung di pasar Cunda Lhokseumawe. Pasar penjualan nasi dan bolu gulung tidak menjanjikan. Diapun mencoba usaha lain. Beruntung, seorang kenalan lamanya memberikan bantuan pelatihan membuat roti di Lubuk Pakam. “Tempat pelatihan itu udah tutup sekarang. Saya lupa namanya,” kenangnya melambung enam tahun silam.

Setelah mendapat pelatihan ibu beranak empat ini mulai percaya diri. Usaha berjualan nasi dan bolu gulung masih ditekuninya, tahun 2000 lalu. “Saat musim durian bolu gulung kurang laku. Kami berhenti, tak berjualan. Terakhir memutuskan untuk membuat roti,” ungkapnya. Memulai usaha yang tak pernah digelutinya merupakan ujian terberat. Pada awalnya, roti buatan Nafsiah batat (keras), tidak empuk. Lalu, dia belajar lagi dan berupaya untuk meningkatkan kualitas roti miliknya.

“Saat suami saya yang mengantar pakai vespa ke toko-toko di Lhokseumawe,” kenang ibu yang hobby melihat produk terbaru di Mal-Mal Kota Medan itu. Semakin hari, usahanya semakin berkembang. Modal awal tahun 2000 lalu sebesar Rp. 6 Juta, kini telah kembali. Bahkan, laba dibisnis ini sangat menggiurkan. Primarasa bahkan sudah hadir dihampir seluruh kabupaten/kota di Aceh. Banda Aceh, Pidie, Bireuen, Takengon, Langsa semuanya telah merasakan nikmatnya produk Primarasa.

Hanya lintas Barat-Selatan Aceh saja yang belum merasakan nikmatnya roti buatan Primarasa. “Laba kotor sekali kirim barang sekitar Rp. 15 Juta,” ungkapnya. Untuk biaya operasional, dia hanya mengeluarkan sebesar Rp. 1 Juta keseluruh kabupaten/kota yang dituju.
***
Paskatsunami akhir Desember 2004 lalu, roti produk Primarasa merupakan satu-satunya di Aceh. Saat itu, tiga bulan masa tanggap darurat (emergency) pemulihan bencana terbesar di Indonesia itu dimanfaatkan benar oleh Nafsiah. “Saat itu, cuman roti kita yang ada. Bule kan suka roti,” ungkapnya. Banyaknya pekerja NGO Asing yang membantu rehabilitasi dan rekontruksi Aceh mengakibatkan penjualan rotinya semakin meningkat. Bisnis roti lainnya yang berada di Banda Aceh, kala itu hancur total dihantam air bah itu. Sekarang, menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW permintaan terhadap kue juga meningkat pesat.

Musibah ini mendatangkan hikmah tersendiri bagi Nafsiah. Selama menjalankan bisnis, dia juga memiliki kenangan pahit. Tahun 2004 lalu, putra sulungnya mendaftar di Akademi Militer. Seluruh tabungan dikuras ibu berbadan tambun ini. Belum rezki, putranya Surya Fakrulrozi tidak lulus akademi militer paling bergengsi di Indonesia itu. “Waktu itu kita beli tepung saja sudah tak ada uang. Akhirnya, ya ngutang-ngutang dulu,” ujarnya sambil tersenyum.

Bisnis terus dijalani. Kini, Nafsiah telah mampu membiayai pendidikan anak-anaknya. Bahkan satu orang putranya, Surya Fakrulrazi sedang menjalani pendidikan di Akademi Militer. Sedangkan dua orang lainnya sedang menimba ilmu di Universitas Syah Kuala Banda Aceh dan Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.

Apa yang membuat bisnis roti ini semakin terkenal. Hanya satu, ketus Nafsiah, menjaga kualitas rasa. Kini, roti seperti Blackforest, brownies, lapis legit dan lain sebagainya terasa nikmat.

Kini, hanya satu cita-citanya, ingin memiliki backery tersendiri. Membuka outlet untuk bisnis rotinya. “Sayang uangnya belum cukup,” ketusnya sambil tertawa. [Masriadi Sambo]

Publis Oleh Dimas Sambo on 04.28. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Bangkit dari Keterpurukan"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added