MOST RECENT

|

Menguji Ketangguhan Zulfikar Rasyid

ZULFIKAR Rasyid telah dilantik menjadi Direktur Utama, PDAM Tirta Mon Pase, awal pekan lalu. Mantan anggota DPRK Aceh Utara ini, menanggung beban berat. Dari sisi pendidikan, dia mengantongi ijazah sarjana ekonomi. Wartawan Kontras, Masriadi, mewawancarai Zulfikar di ruang kerjanya, terkait setumpuk persoalan di tubuh kantor yang dipimpinnya. Berikut petikannya;

Jumlah karyawan di PDAM terlalu besar, sedangkan pelayanannya kurang memuaskan?
Saya akui, bahwa jumlah karyawan terlalu besar, mencapai 201 karyawan. Ini jumlah yang sangat besar. Jadi, perlu dirasionalisasikan. Idealnya hanya 120 karyawan saja. Jadi lebih 81 orang. Seminggu sudah saya berkantor, saya tegaskan ke seluruh karyawan jangan ada yang duduk santai, main game, dan lain sebagainya. Harus melayani masyarakat, mau itu penagihan, dan lain sebagainya. Jangan hanya duduk diam.

Dalam waktu dekat ini, saya akan rasionalisasikan jumlah karyawan. Namun, saya tidak akan pecat mereka. Saya akan tempatkan mereka ke posisi lain. PDAM Tirta Mon Pase ini akan membuka unit usaha, seperti pengisian air isi ulang, dan air kemasan. Ini dua usaha yang sudah kita bidik. Jadi, karyawan itu nantinya kita pekerjakan ke unit usaha tersebut. Kemudian, jika tidak bisa bekerja dengan baik, ya siap-siap saja menerima konsekuwensi pekerjaan. Kita tegas saja. Kerja harus professional.

Kemudian, ada pencatat meteran yang tidak bekerja, sehingga angka yang harus dibayar masyarakat membengkak?
Kita tidak akan biarkan lagi ini terjadi. Sudah cukuplah, 2,5 tahun lalu karyawan kinerjanya buruk. Untuk kali ini, saya tidak main-main. Bagian pencatatan meter itu lini terdepan PDAM bidang pendapatan. Jangan menipu. Jika ada bukti seperti itu, sejak saya duduk menjadi Dirut, silahkan komplain. Kita akan beri cubitan ke karyawan itu. Biar tau arti kejujuran dia.

Kebocoran air sangat besar, komentar Anda?

Saya tidak menampik itu. Saya akui kebocoran memang sangat besar. Data yang ada ditangan saya kebocoran mencapai 49,59 persen. Idealnya, hanya 10-15 persen, ini berlaku secara global di seluruh dunia. Persoalan kebocoran ini akan kita atasi. Saya akan melakukan pendataan yang memadai, sumber kebocoran itu akan kita minimalisir. Ini janji saya. Banyak sekali masalah yang ada, jadi, perlu kita benahi satu-satu. Namun, tersistem dengan baik.

Pemerintah Aceh Utara, setiap tahun menyertakan modal ke PDAM. Tahun 2009, mencapai Rp 15 Miliyar. Tapi, PDAM tidak pernah laba?
Ada perusahaan yang harus laba, dan cepat memperoleh laba. Namun, ada juga perusahaan yang susah sekali memperoleh laba. Salah satunya, PDAM. Setahu saya, di Indonesia ini, PDAM yang sudah laba itu hanya PDAM Kota Balik Papan. PDAM lainnya belum. PDAM Tirta Nadi, Medan, juga belum laba. Mereka juga masih disertakan modal pemerintah.

Penyebab PDAM tidak laba ini karena air yang kita jual tidak murni bisnis. Ini air bersubsidi. Biaya produksi air kita mencapai Rp 4.250 per meter kubik. Sedangkan yang kita jual ke masyarakat Rp 1.000 per meter kubik. Ini yang membuat susah meraih laba. Kalau bisnis murni, mungkin bisa cepat kembali modalnya. Tapi, kita upayakan, paling tidak begini, biaya karyawan sudah mampu ditanggulangi oleh pendapatan perusahaan. Ini upaya saya.

Bagaimana pola pembangunan PDAM kedepan, masih berharap dengan suntikan dana APBD saja?

Suntikan dana dari APBD tetap kita harapkan. Namun, untuk pengembangan, kita akan mulai bekerjasama dengan sejumlah lembaga donor, investor dan lain sebagainya. Sehingga, PDAM ini kedepan tidak hanya bergantung pada sumber dana APBD. Kita akan upayakan ada sumber dana lain. Kita presentasikan, ke sejumlah lembaga, agar membantu PDAM ini.

Apa akan kembali bergabung dengan PDAM Regional?

Ya. Kita berencana bergabung dengan PDAM Regional. Sama dengan kabupaten lainnya. Kita menilai ini penting, untuk pengembangan PDAM.

Terakhir, soal kuwalitas air bagaimana?
Kita ingin meminimalkan tawas, dan zat kimia lainnya. Formula ini sedang kita cari solusinya. Sehingga, biaya produksi bisa kita tekan lebih kecil.

Bagaimana dengan suplai air ke Lhokseumawe?
Hahahaa…Kita tidak akan putuskan saluran air ke Lhokseumawe. Kita jamin ini. Namun, kita akan duduk kembali dengan Pemko Lhokseumawe. Apakah mereka akan mendirikan unit usaha dibawah PD Lhokseumawe, bidang air. Jadi, kita siap bantu teknisinya. Hal lain, kita akan kita bicarakan lagi dengan Pemko. ***

Zulfikar Rasyid [Direktur Utama PDAM Tirta Mon Pase]
1. Sebelum tahun 2004 menjadi kontraktor proyek pembangunan di Aceh Utara
2. 2004-2009, Menjadi anggota dewan dikenal sebagai kontraktor di Aceh Utara
3. 2004-sekarang menjadi Politisi Partai Bulan Bintang (PBB) Aceh Utara
4. 2004-2009, Anggota komisi B, bidang ekonomi DPRK Aceh Utara
5. Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Aceh Utara

Publis Oleh Dimas Sambo on 03.45. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Menguji Ketangguhan Zulfikar Rasyid"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added