MOST RECENT

|

Sastrawan yang Jago Kaligrafi


DALAM dunia sastra di Aceh, nama Mahdi Idris mulai dikenal sejak akhir tahun 2009. Sejak saat itu, cerita pendek (Cerpen) karya Mahdi mulai dimuat di sejumlah media di Aceh. Pria kelahiran Desa Keureutoe, Kecamatan Lapang, Aceh Utara, 3 Mei 1979 itu saat ini menjadi pengajar di Dayah Terpadu Ruhul Islam, Tanah Luas, Aceh Utara. Sejak tahun 2003, pria berkumis itu mengasuh mata pelajaran kaligrafi, bahasa Arab, dan sejumlah kitab kuning di dayah tersebut. Ketika remaja, Mahdi menimba ilmu di sejumlah dayah seperti Dayah Al Muslimun Lhoksukon, Dayah Nurul Huda Trieng Pantang Lhoksukon, Dayah Nurul Yaqin Al Aziziyah Utu Kabupaten Pidie, dan Dayah Raudhatul Ulum Alue Pisang, Aceh Barat Daya. Mahdi menyelesaikan pendidikan strata satu di Perguruan Tinggi Islam (PTI) Jamiatut Tarbiyah Lhoksukon tahun 2006.

“Saya hanya ingin berbagi pengalaman dengan anak-anak di dayah ini. Apa yang saya ketahui, itu yang saya sampaikan kepada santri. Saya ingin mereka bisa lebih hebat dari saya,” sebut Ustaz Mahdi,panggilan akrab Mahdi Idris.
Mahdi mengajarkan teknik penulisan cerpen dan kaligrafi secara serius di dayah tersebut. Hasilnya, dia pun diundang Kementerian Pendidikan Nasional sebagai peserta dalam acara Apresiasi Sastra Daerah (Apresda) di Bogor, Oktober 2010.

Mahdi telah menerbitkan buku kumpulan cerpennya, yaitu ‘Lelaki Bermata Kabut,’ diterbitkan PT Cipta Media, Jakarta, 2011, dan Nurhayat, Mata I Publishing, Banda Aceh, 2011.
Selain itu, cerpennya juga dimuat dalam buku antologi Kerdam Cinta Palestina, dan Munajat Sesayat Doa. Novel perdana ayah tiga anak itu dengan judul Menembus Kabut, masuk sepuluh besar naskah terbaik dalam lomba yang dilakukan Penerbit Media Yogyakarta. “Naskah Menembus Kabut sedang dalam proses penerbitan. Mungkin, setelah Idul Fitri nanti sudah beredar di pasar,” sebut suami Rosmiana ini. Dayah Ruhul Islam beruntung memiliki pengajar sekelas Ustaz Mahdi. 5 Mei 2011, dayah itu pun memberikan penghargaan untuk Ustaz Mahdi dalam kategori guru berprestasi.

Sementara, kemampuan Mahdi Idris dibidang kaligrafi juga tak perlu dikhawatirkan lagi. Sebagai bukti, Dia selalu diundang menjadi dewan juri kaligrafi pada Musbaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Aceh Utara. * masriadi sambo

Publis Oleh Dimas Sambo on 01.57. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Sastrawan yang Jago Kaligrafi"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added