MOST RECENT

|

Hari Ibu

Oleh Masriadi Sambo

HARI ini merupakan hari keramat bagi kaum ibu. Negeri ini menabalkan tanggal 22 Desember, sebagai hari ibu. Semua orang memperingati dengan caranya sendiri. Ada yang membagikan bunga pada kaum ibu di jalan raya, sampai kaum ibu di lembaga pemasyarakatan. Ada pula yang menggelar aneka lomba. Dari lomba masak, busana muslimah, sampai lomba pidato khusus buat ibu-ibu. Semuanya atas nama ibu.

Setelah itu, semua kembali normal. Tak ada lagi puji-pujian buat kaum ibu. Pertanyaan berikutnya, berapa ratus orang ibu yang hingga kini masih berjuang mempertahankan hidup. Bekerja keras, membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Mereka bekerja, mengumpulkan barang bekas, menjadi pemecah baru kali, mengambil pasir di sejumlah sungai. Bahkan, ada pula yang menjadi tukang parkir. Buruh di perkebunan dan lain sebagainya.

Lalu, siapa yang harus memperhatikan nasib mereka? Siapa pula yang bertanggungjawab mensejahterakan mereka? Membebaskan mereka dari belenggu kemiskinan? Mereka juga ingin hidup layak. Memberikan yang terbaik buat anaknya.

Bagiku, setiap hari adalah hari ibu. Bagaimana aku, dan enam saudara lainnya selalu berjuang membuat ibu bahagia. Membuatnya senang dan selalu tertawa. Dulu, ibuku salah satu pejuang keras. Bekerja serampangan, agar kami bisa kuliah. Tak kenal letih dan lelah. Selalu saja bekerja, pagi hingga dinihari. Begitu seterusnya. Perjuangan itu pula mengantarkan kami ke bangku sekolah. Menamatkan strata satu. Untuk strata dua, ibu mempersilahkan kami berjuang masing-masing.

Pengorbanan ibu (aku memanggilnya emak) luar biasa. Sampai saat ini, apa yang kami lakukan belum seberapa dibanding pengorbanan itu. Ibu, doakan kami agar selalu bisa berbuat yang terbaik untukmu.

Publis Oleh Dimas Sambo on 01.53. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added