MOST RECENT

|

Berembuk di Rumput Hijau


Oleh Masriadi Sambo

HIKAYAT sepak bola Indonesia tak pernah usai. Setelah Nurdin Halid lengser dari kursi empuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), kisruh persepak bolaan tanah air belum tuntas. Djohar Arifin yang digadang-gadang mampu menyelesaiakan kemelut sepakbola, mempersatuan seluruh pegiat sikulit bundar pun tak mampu berbuat banyak. Hasilnya, dua liga kembali digelar. Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Primer League (IPL).

Kisruh ini semakin tak menentu, ketika sejumlah pemain tim nasional (Timnas) dilarang memperkuat Timnas. Dalihnya, mereka bermain di liga yang tak diakui oleh PSSI. FIFA pun mengeluarkan keputusan yang sama.

Hasilnya, Timnas semakin rapuh. Pemain yang bermain di ligas non plat merah tak bisa merumput di lapangan hijau. Mengenakan kostum merah putih, plus logo garuda di dada. Perlu diketahui, wahai pegiat bola tanah air. Negeri ini belum memiliki pemain berklas dunia. Jika pun ada, masih bisa dihitung dengan jari tangan. Indonesia baru mulai bangkit dalam piala AFF lalu. Diteruskan oleh keberhasilan RD (Rahmad Darmawan) dalam even Sea Games.Dua even itu Indonesia keluar sebagai runner up. Itu sudah lebih baik, dibanding tahun sebelumnya selalu menderita kekalahan.

Indonesia baru berbenah. Negeri ini belum memiliki stok pemain handal semisal Spanyol, Brazil dan Argentina. Negeri ini miskin pemain. Harusnya, kondisi ini disadari oleh para petinggi sepakbola Indonesia.

Jika ini terus terjadi, mau dibawa sepakbola kita. Puaskah mereka, ketika melihat supporter timnas pulang dengan kepala ditekuk ke lutut. Puaskah mereka, ketika lagu Indonesia Raya tak pernah berkumandang dan berkibar sebagai jawara satu. Puaskah pemimpin bangsa ini, melihat pemain Indonesia, hanya mampu bermain di negaranya. Tak mampu melawan Negara lain. Selalu kalah.

Kini, saatnya, para petinggi klub di Indonesia, dan PSSI duduk di lapangan hijau. Menggelar tikar musyawarah. Demi menyelamatkan sepakbola tanah air. Demi mengharumkan bangsa. Semua pihak harus introspeksi diri. Satu tujuan, sepakbola tanah air harus maju dan berkembang.

Jika terus bertikai, maka, kiamat dunia pun, Indonesia tak akan pernah tampil dalam piala dunia. Sangat disayangkan, jika ini terjadi. Semoga tidak.

Publis Oleh Dimas Sambo on 03.44. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Berembuk di Rumput Hijau"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added