Sehari di Kutacane (2)
HARI
ini, saya berada di depan halaman SDN 2 Bambel, Aceh Tenggara. Dulu, sekitar 22
tahun lalu, saya menimba ilmu di sekolah itu. Saya sempat menghabiskan waktu
setahun di sana. Ketika naik kelas dua, saya pindah ke SDN Blang Siren, Aceh
Utara. Mengikuti orang tua yang pindah tempat tinggal.
Sewaktu
berada di SDN 2 Bambel, sekolah ini masih lusuh. Ada sepuluh ruangan. Namun,
yang difungsikan hanya tujuh. Enam ruang kelas, plus satu ruang guru. Sedangkan
tiga ruang dibelakang, tidak difungsikan. Karena, tak layak ditempati. Saya
ingat betul, waktu itu ayah saya (Zainal Abidin Sambo) mendaftarkan saya ke
sekolah itu, ya ruang penerimaan murid baru persis di ruang yang tak layak pakai
itu. Dinding papan, cat putih kusam, dan atap bocor. Namun, saat itu, SDN 2
Bambel menjadi favorit banyak murid. Dikenal sebagai sekolah yang aktif, dan
jarang tawuran. Zaman itu, tawuran bukan hanya tradisi pelajar dan siswa. Murid
pun kerap tawuran. Teman-teman saya di SDN 2 Bambel waktu itu, Jhoni, Ahmad
Mistiadi, Gunawan, dan beberapa teman yang saya tidak ingat namanya.
Hari
ini, sekolah itu baru selesai dibangun. Masih tercium bau cat, dan bekas semen
berserakan. Halaman sekolah gundul. Tak ada pohon waru, tempat kami berteduh
dulu. Kini, sekolah itu gersang.
Saya
tidak bisa menemui guru kelas saya dulu. Namanya Bu Nur. Menurut guru yang kini
menempati mes di sekolah itu, Bu Nur sudah lama pensiun. Tak diketahui dimana
dia menetap saat ini. Saya ingin berterima kasih, karena beliaulah orang yang
pertama mengajarkan saya menghitung.
SMK
Saya
juga mengunjungi SMKN 1 Kutacane. Dulu, saya menamatkan pendidikan menengah di
SMK ini. Jurusan Akutansi 2. Pada zamannya, Akutansi 2 dikenal sebagai siswa bandel.
Tapi, cerdas. Umumnya, ketua OSIS berasal dari kelas ini. Termasuk aku salah
satunya.
Kini,
sekolah itu semakin canggih. Ruang kelas sudah beton. Tak ada lagi ruang kelas
dengan jendela dan pintu terbuka selebar-lebarnya, khas bangunan tahun 70-an. Kini,
gedungnya minimalis. Gapura minimalis. Bahkan sekolah itu kini berstatus
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Semoga, ke depan sekolah itu
semakin maju. Melahirkan akuntan handal, ahli manajemen, dan sektretaris yang
mumpuni. Kabarnya, jurusan sudah bertambah satu yaitu jurusan teknologi
informasi komputer. Hebat. Teman saya di SMK ini banyak, beberapa saya masih
ingat namanya, Viska Novita Jagia, Dedy Y Darmen Mentedak,Almarhum Chandar
Gunawan, Riko Rau Andika, Sri Helena, Sri Kartika, Sri Wahyuni, Mardiana, Eka
Pratiwi Marsyah, Pesta, Berta, Erlin, Maradona, Mulyani Mumul, Umi, Masriadi
Selian, Ola Mutia, Hendrik, Mulyadi, Nasri, Roni, Taufik (ini teman di
Akuntansi 2).
Teman
lainnya di Akutansi 1, Novita, Amiruddin, Robi, Basri, Maruli, Minge, Hefni,
dan lainnya. Beberapa diantaranya masih sering komunikasi sekarang. Umumnya,
sulit mencari waktu untuk bertemu. Sebagian diantara mereka berada di luar kota
Kutacane, sebagian lagi menetap di Kutacane. Ada yang menjadi pengusaha, guru,
karyawan swasta, pegawai negeri, TNI, dan lain sebagainya.
Kutacane,
21 Oktober 2012
==masriadi sambo==
Publis Oleh Dimas Sambo
on 04.08. Filed under
Reportase,
UPDATE SAMBO
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response