Selamat Jalan Bang Basri
PAGI
ini, saya menerima pesan singkat dari seorang teman. Isinya menceritakan bahwa
seorang jurnalis senior, Basri Daham (67) telah meninggalkan kita untuk
selama-lamanya, Minggu, 11 November 2012 di Desa Blang Paseh, Pidie.
Bang
Basri—begitu biasanya dia dipanggil—merupakan perintis lahirnya organisasi
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh Utara 1995 silam, dan lahirnya Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe, 1999 silam.
Beliau
meninggal di rumahnya setelah sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Sigli. Selama lima bulan terakhir, kondisi kesehatannya memburuk.
Beberapa kali sempat keluar-masuk rumah sakit.
Selama
hidupnya, dia pernah bekerja di Harian Merdeka Jakarta, Sinar Indonesia Baru, Medan dan terakhir menghabiskan karir di Serambi Indonesia, Aceh. Dia guru sekaligus jurnalis handal yang
pernah dimiliki Provinsi Aceh.
Secara
pribadi, saya tidak begitu mengenal beliau. Saya hanya akrab dengan putranya,
Zaki Mubarak yang kini menjadi fotografer Serambi Indonesia. Saya banyak mendengar soal ketugan prinsip Bang
Basri dalam dunia jurnalistik. Suaranya keras, tegas, dan to the poin. Begitu kira-kira
yang saya dengar dari beberapa teman jurnalis senior di kota ini.
Ketika
AJI Lhokseumawe hendak mendirikan sekolah jurnalistik. Ada beberapa nama yang diusulkan untuk menjadi nama
sekolah itu. Lalu, ada Acta Diurna, Basri Daham dan lain sebagainya. Salah
salah seorang yang mendukung nama Bang Basri dijadikan nama sekolah tersebut.
Ini untuk menghormati dan menghargai jasa Bang Basri yang mendirikan AJI di
Lhokseumawe. Sekadar diketahui, AJI Lhokseumawe merupakan AJI pertama yang
lahir di Aceh. Bang Basri pemegang mandat pertama untuk melahirkan AJI di Aceh.
AJI
Lhokseumawe juga sempat memberikan penghargaan pada Bang Basri beberapa waktu
lalu. Penghargaan itu diberikan sekaligus pertunjukan seni yang digelar di GOR
Unimal, Lhokseumawe.
Kini,
Bang Basri telah tiada. Semangatnya perlu ditiru. Semangat menjadi jurnalis
yang handal dan professional. Selamat jalan Bang Basri, kami selalu
merindukanmu. (masriadi sambo)
Publis Oleh Dimas Sambo
on 03.47. Filed under
SOSOK,
UPDATE SAMBO
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response