GRKT Kembali Datangi BRR Lhokseumawe
Lhokseumawe, acehmagazine.com
Gerakan Rakyat Korban Tsunami Kota Lhokseumawe, kembali melakukan unjuk rasa ke kantor Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Regional II Lhokseumawe, Rabu (28/5). Aksi yang melibatkan puluhan masyarakat dari tujuh desa se-Kota Lhokseumawe itu, pendemo menbantah isu yang mengatakan bahwa aksi yang selama ini di lakukan GRKT ada kaitanya dengan kepentingan politik, kerena ada keterlibatan Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) didalamnya.Salma, seorang tokoh masyarakat Pusong Baru, yang tergabung dalam GRKT mengatakan unjuk rasa yang selama ini dilakukan pihaknya, merupakan murni gerakan masyarakat korban tsunami dan tidak ada kaitannya dengan politik. Karena sampai saat ini masih ada korban tsunami yang belum pernah menerima bantuan. Bahkan nama mereka tidak terdata dalam data penerima bantuan rehab rumah.
“Yang perlu digarisbawahi kalau gerakan GRKT murni memperjuangkan keinginan masyarakat korban tsunami. Jadi kalaupun ada keterlibatan SMUR didalamnya tidak ada kaitannya dengan politik,” ujar dia.
Kahadiran GRKT lebih merupakan untuk menyikapi kebijakan yang telah dikeluarkan BRR, terkait dengan bantuan rehab rumah. Karena dianggap tidak sesuai dengan hak yang harus diterima oleh masyarakat korban tsunami. Bahkan kebijakan tersebut telah mengalahi ketentuan Perpres No.30 Tahun 2005. Dan hal tersebut merupakan bentuk ketidakadilan yang harus diterima oleh masyarakat.
Selama tuntutan masyarakat Kota Lhokseumawe belum dipenuhi BRR, GRKT akan terus berjuang agar keinginan korban tsunami bisa terealisasi. Diantanya, BRR dapat melakukan pendataan kembali terhadap masyarakat korban tsunami yang belum masuk daftar penerimaan bantuan ganti rugi rehab rumah.
“Kami menuntut badan bentukan pemerintah tersebut untuk segera merealisasi tuntutan bantuan warga korban tsunami sesuai dengan Perpres No.30/2005, agar persoalan tersebut jangan berlarut-larut,” ungkapnya.
GRKT juga mengecam mundur Ketua Bapel BRR, Kuntoro Mangkusubroto, karena dinilai gagal dan tidak konsisten terhadap penyelesaian rehab-rokon di Aceh.
Amatan acehmagazine.com, kahadiran pengunjuk rasa di kantor perwakilan BRR Lhokseumawe, sempat membuat kewalahan pihak kepolisian. Pasalnya mereka beberapa kali memblokir jalan merdeka, sehingga menimbulkan antrian panjang kendaraan yang sedang melintas. Bahkan pihak kepolisian sempat mengubah jalur keluar kendaraan.
Sedangkan Sofyan, Komite Dewan Kampus Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (KDK-SMUR) Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, membatah isu kalau keterlibatan pihaknya ada kaitannya dengan kepentingan politik. Karena kehadiran pihaknya di tengah GRKT, merupakan hasil permintaan masyarakat yang ingin berjuang menuntut hak dari BRR. Bahkan SMUR mendampingi korban tsunami bukan hanya di Lhokseumawe. Tetapi juga di daerah barat selatan Aceh,” katanya.
“Sekali lagi saya tegaskan, SMUR tidak ada kepentingan dengan gerakan GRKT, kami hanya mendampingi sesuai dengan permintaan masyarakat korban tsunami. Dan kepentingan politik itu, harus dipisahkan dengan kepentingan masyarakat, hari ini kami berjuang untuk masyarakat,” katanya. [M.Sambo]