MOST RECENT

|

Kasus DBD Meroket di ‘Petro Dolar’

Lhokseumawe, acehmagazine.com
Sejak awal tahun 2008 hingga akhir April, angka warga yang terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat di Kota Lhokseumawe. Angka ini jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya yang berkisar sebanyak 250 temuan masyarakat yang terkena DBD. Kasus DBD itu tersebar di tiga kecamatan, Kecamatan Banda Sakti, Muara Dua dan Kecamatan Muara Satu.“Tahun lalu, kasusnya hanya berkisar 250 temuan,” sebut dr. Ismiati, SKM, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Senin (5/5).



Dia menyebutkan, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan kasus di Kota Lhokseumawe. Peningkatan itu sebut Ismiati, disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. “Padahal berbagai upaya sudah kita lakukan, seperti melakukan penyuluhan, fogging, dan pemberian bubuk anti jentik kepada masyarakat, namun partisipasi masyarakat masih kurang,” paparnya.

Penyebab yang lain, tingginya mobilitas masyarakat Kota Lhokseumawe, juga menjadi salah satu penyebab meroketnya penjangkitan DBD. Umumnya, warga yang terkena DBD selama ini melakukan aktivitas di luar kota. “Baik di Banda Aceh, Medan, ataupun di tempat lain yang daerah sedang terjangkit wabah DBD,” katanya.

Ismiati mengatakan, dari sekian banyak upaya yang sudah dilakukan Dinkes, fogging merupakan daftar prioritas, walaupun dengan fasilitas mesin yang terbatas. Bahkan dalam sehari pihaknya berusaha melakukan di tiga titik. Namun upaya tersebut akan menjadi sia-sia, kalau tidak ada partisipasi dari masyarakat itu sendiri.

Dan akibat minimnya pengetahuan masyarakat tentang wabah penyakit tersebut serta lambannya penangan yang dilakukan tenaga kesehatan di lapangan telah menyebabkan dua orang meninggal dunia. Padahal Muspika sangat tanggap dengan DBD dan selalu memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. Tetapi sebaliknya, masyarakat cenderung tidak pernah mengindahkan ajakan tersebut.

“Padahal kalau masyarakat cepat melakukan antisifasi, DBD tidak akan mengarah kearah yang lebih berat. Karena ada cara efektif untuk mencegah DBD yaitu dengan membersihkan tempat yang dapat tergenang air dan selalu menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Walau adanya lonjakan DBD di Lhokseumawe, tetapi Ismiati, tidak bisa memprediksikan angka nominal ke depan. Karena biasanya puncak penyebaran penyakit terjadi pada bulan Mei, dan setelah itu akan ada penurunan kasus. “Kita harap agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya dengan cara membasmi sarang nyamuk,” harapnya. [M.Sambo]

Publis Oleh Dimas Sambo on 21.28. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Kasus DBD Meroket di ‘Petro Dolar’"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added