SOSOK [1]
KACAMATA minus membuat gadis ini tampak lebih berwibawa. Tatapan matanya tajam. Gaya bicaranya lugas. Singkat, tepat, dan tidak suka basa-basi. Itulah Husniati (16 Tahun). Putri dari pasangan Ibrahim , dan Fadhilah, ini sejak kecil gemar berbicara tegas. Bahkan, ketika duduk dibangku sekolah dasar (SD) kelas satu dia telah bisa membaca. Usai membaca, dia mengulangnya. Mengikuti gaya da’i kondang di televisi.
“Saya hanya suka saja. Terus, saya coba ulangi kembali apa yang saya baca. Agar lebih mengingat saja,” terang Husniati, kepada Independen, Kamis (18/12) . Gadis ini juga meraih juara umum selama sekolah di SD 16 Lhoksukon. Juara umum juga diraih selama meudagang (modok di dayah) Jeumala Amal, Lueng Putu, Pidie. Dia juga sekolah di MTs S Jeumala Amal.
Karena kecerdasannya dia juga didaulat menjadi Miss Jeumala Amal 2004-2005. Bersama teman-temannya di dayah populer di Aceh itu, dia juga menjuarai lomba cerdas cermat, nasyid, dan lomba shalawat yang disenggarakan di kompleks dayah saban tahun. ”Keluarga mensyaratkan SMP itu harus di dayah. Ini berlaku bagi semua saudara saya. Jadi, bekal sebelum remaja,” ungkap Husniati terbahak.
Puas dengan itu? Tidak. Dara penggemar warna hijau ini mengatakan, hingga saat ini dia merasa belum memberi yang terbaik bagi orang tuanya. Targetnya, membahagiakan orang tua belum tercapai. Dia ingin, orang tuanya bangga pada prestasi yang diraih. Kini dia menimba ilmu di SMA 3 Putra Bangsa, Lhoksukon, Aceh Utara. Dari sini, dia melaju ketingkat kabupaten. Dia menjuarai specch contest, pidato bahasa inggris di Politeknik Lhokseumawe baru-baru ini. Selain itu, dia juga merebut juara II, penilaian remaja putri berprestasi tiga kabupaten (Aceh Utara, Bireuen, dan Kota Lhokseumawe). Gadis ini berapi-api ketika menyampaikan pidato. Dia bak orator ulung Indonesia, dan Presiden RI pertama, Soekarno. Lengkap dengan tatapan mata, dan bahasa tubuh yang sesuai. Pesan, tatapan mata, bahasa tubuh, semuanya disesuaikan. Ini kelebihan utama gadis ini.
“Saya merasa belum ada apa-apanya. Saya ingin berbuat lebih baik, untuk sekolah, untuk masyarakat, dan khusus untuk orang tua,” sebutnya merendah.
Apa kiat sukses Husniati? Dia tersenyum. Gadis ini menyebutkan, dia tidak ingin menang sendiri dan egois pada kehidupan nyata. ”Saya tidak ingin menang sendiri. Jangan pernah mempunyai sifat itu. Jika sifat ini ada, kita tak akan bisa mendengarkan keluhan orang lain,” kata Husniati menutup perbincangan. [masriadi sambo]