MOST RECENT

|

SOSOK [2]


Calon Dokter Atlet

SOSOK mungil, tidak membuat orang yakin bahwa dara yang satu ini jago mengayunkan raket. Lincah berlari kedepan, kebelakang. Mata tajam menatap bola. Melakukan smash tepat pada titik yang “mematikan” lawan. Itulah, Siti Ardila Ringusti. Sulung dari dua bersaudara ini, sejak kecil menggemari olahraga bulu tangkis. Dia tak bisa melihat raket tergantung. Pasti langsung beraksi. Mengayunkan raket ke kiri dan kanan. Lalu tersenyum puas.

“Saya ini belum ada apa-apanya. Saya masih banyak belajar,” ujar Ringusti, panggilan akrab Siti Ardila Ringusti, Sabtu (27/12). Dara yang memiliki lesung pipit ini menyebutkan, orangtuanya sangat mendukung aktifitasnya dibidang olah raga. “Kan olahraga bisa meminimalkan kenalakan remaja, begitu kata orang tua ha ha,” katanya terbahak.

Bakatnya dibidang bulu tangkis terlihat sejak kecil. Dia juga tercatat sebagai atlet bulu tangkis Aceh Utara sejak tahun 2001. Satu tahun kemudian, dia mengikuti turnamen bulu tangkis usia dini se-Aceh. Dia menggondol medali perunggu. Prestasi ini juga membuatnya menerima beasiswa Sampoerna Fondation. ”Saya belum puas. Saya terus berlatih,” ujar Ringusti.

Siswa SMA Negeri 1 Tanah Jambo Aye, giat berlatih. Tak hanya itu, penggemar Susi Susanti ini sering memperhatikan gaya bertanding atlet bulu tangkis internasional. Liliana Natsir, menjadi salah satu pemain Indonesia favortinya. Tahun 2004,

Ketika duduk dibangku SMP, tahun 2004 silam, dia kembali turun dalam turnamen. Ya, turnamen bulu tangkis putri se-Aceh. Ringusti belum beruntung, dia hanya mampu menduduki juara tiga saat itu. Kesal akan prestasinya yang tak meningkat, dia semakin giat berlatih. Hasilnya, tahun 2005, Ringusti meriah juara satu turnamen bulu tangkis putri se-Aceh.

Ringusti kembali mengejutkan pecinta olahraga bulu tangkis di Aceh. Pekan Olahraga Pelajar (Popda) X di Bireuen baru-baru ini dia mampu meraih juara satu. ”Saya tak pernah turun ganda. Saya selalu tunggal. Lebih leluasa,” ungkap Ringusti.

Lagi-lagi, prestasi ini membuatnya mendapat beasiswa dari Sampoerna Fondation. Ditahun yang sama, Popwil se-Sumatera yang digelar di Batam baru-baru ini, dia diturunkan. Namun, nasib belum berpihak. Ringusti kalah dan tak bisa mempersembahkan medali untuk Aceh Utara.

Lalu, bagaimana pandangan Ringusti terhadap minat pelajar Aceh terhadap bulu tangkis? ”Wah banyak faktor kenapa pelajar kurang suka bulu tangkis. Sarana dan tempat latihan tak ada. Jadi, bagaimana mau latihan. Perhatian pemerintah terhadap atlet berprestasi juga rendah sekali. Ini mungkin, yang membuat teman-teman pelajar lain enggan terjun bidang olahraga,”katanya diplomatis.

Ringusti berharap agar Pemerintah Aceh dan Pemerintah Aceh Utara memberikan perhatian serius terhadap atlet berprestasi. Selain itu, juga diberikan pembinaan yang mapan. Sehingga, siap ketika bertanding dan membawa medali untuk Aceh Utara.

Meski begitu, dara yang bercita-cita menjadi dokter ini berharap bisa eksis pada cabang bulu tangkis. ”Ini bukan saja hobi. Bagi saya, bulu tangkis sudah mendarah daging. Nikmati sekali olahraga ini,” katanya.

Jadi, ingin jadi dokter? ”Kalau jadi dokter, nanti para atlet olahraga apa pun jenisnya, di-discont biaya berobatnya hehehe,” kata Ringusti terbahak. Sukses ya, pantang mundur, dan tetap semangat. [masriadi sambo]

Publis Oleh Dimas Sambo on 23.31. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added