MOST RECENT

|

Menantang Maut di Pusat Kota

SABTU malam lalu, saat jarum jam berdentang dua belas kali, puluhan remaja di Kota Lhokseumawe tampak sibuk membereskan sepeda motornya. Ada yang membersihkan busi, mengencangkan rem dan menguji kestabilan kemudi. Lalu, satu jam kemudian, aksi di mulai.

Lima sepeda motor jenis Satria berjejer. Satu orang remaja dengan rambut yang dibuat runcing menjulang ke langit, memberikan aba-aba. “Satu, dua, tigaaaaaaaaaaaaa,” teriaknya.

Lalu, lima sepeda motor itu pun melesat. Rutenya dari depan tugu Kantor Pos, memutar ke Simpang Empat Lhokseumawe dan kembali ke tempat semula. Di situlah pusat balapan liar di Lhokseumawe terjadi setiap akhir pekan.

Umumnya, remaja ini masih duduk di bangku SMP dan SMA. Mereka bergadang hingga larut malam. Aksi balap liar ini berlangsung hingga pagi hari. Salah seorang remaja bernama Israd Hasmi, warga Desa Hagu Barat Laut, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe mengaku ikut balap liar sejak dua tahun lalu.

“Kalau ditanya orang tua, saya bilang menginap di tempat teman. Minggu kan libur. Jadi orang tua mengizinkan. Padahal saya ikut balap liar,” katanya sembari tertawa.

Tak hanya mengadu ketangkasan di atas jok sepeda motor. Tapi mereka juga belajar berjudi lewat taruhan. Dua kali putaran masing-masing membayar Rp 10.000 per orang. Dari lima terkumpul Rp50.000. Uang itu memang hanya untuk dibelikan makanan dan rokok.

“Di rumah orang tua saya nggak tahu, saya ini merokok. Jadi semua serba menipu. Kalau tahu, mungkin mereka marah besar,” kata Israd lagi.

Remaja lainnya, Hasbi akrab disapa Ibi, mengaku hal yang sama. Dia berani mengutang untuk taruhan. “Kadang menang, ya kadang kalah juga,” akunya. Tidak kapok diburu polisi? Hasbi menggelang. “Kalau ada polisi ya lari. Aksi balapan dihentikan. Minggu depan kita balapan lagi,” katanya.

Aksi ini jelas mengundang maut. Irwan, warga Desa Keude Sawang, Kecamatan Sawang, Aceh Utara, dua minggu lalu ditabrak oleh pembalap liar itu. Shogun R, miliknya ringsek. Dia mengalami luka-luka. “Saya jalan pelan-pelan. Eh, satu pembalap liar itu, menabrak motor saya dari belakang. Saya minta bayar,” katanya.

Awalnya pembalap liar itu tak mau membayar ganti rugi kerusakan motor Irwan. Namun, ketika diancam akan dibawa ke Kantor Polisi dan dilaporkan ke orang tuanya, mereka terpaksa membayar. “Mereka itu tak bawa KTP atau kartu pelajar. Bahkan sebagian itu motor pinjaman. Jadi harus kita ancam, baru mau membayar,” ujar Irwan.

Polisi tidak tinggal diam. Seringkali polisi memburu aksi balap liar yang meresahkan warga itu. Suara bising kendaraan bermotor itu membuat tidur penghuni kawasan Jalan Merdeka tak pernah nyaman.

Kapolsek Banda Sakti, Iptu Adi Sofyan berulangkali menurunkan tim untuk menangkap pelaku balapan liar ini. “Kita sudah buru, sebagian kita tangkap. Kita proses, tapi kok tidak kapok-kapok mereka. Kita juga tak kapok menangkapnya,” kata Adi Sofyan.

Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Lhokseumawe, Teuku Anwar Haiva, mengatakan peran orang tua penting untuk mengontrol anaknya. “Orang tua harus berperan aktif. Selain itu, di sini, tidak ada sirkuit untuk anak muda menyalurkan balap motornya. Jadi, ya menggunakan jalan raya,” kata Anwar yang juga anggota DPRK Lhokseumawe.

Anwar menyarankan, Pemerintah Kota Lhokseumawe membangun sirkuit yang memadai. Sehingga aksi balapan liar tidak terjadi lagi di jalanan kota. “Kalau di sirkuit memang sudah tempatnya. Pemko Lhokseumawe harus memikirkan adanya sirkuit, agar generasi muda bisa menyalurkan hobi balap motornya,” kata Anwar.

Gagasan Anwar Haiva, setidaknya diharapkan bisa membuat anak anak lebih profesional. Mereka tidak membahayakan pengguna jalan lainnya, bila adrenalin yang dimiliki ditumpahkan di sirkuit. Namun sejauh ini, belum ada yang berpikr serius menghalau mereka ke arena balapan sesungguhnya. Akibatnya, mereka tak jera untuk menantang maut setiap malam buta. [masriadi sambo]

Publis Oleh Dimas Sambo on 01.04. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Menantang Maut di Pusat Kota"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added