Dikira Gadis Malaysia
SEJAK memerankan Cek Yuli dalam mini sinema Empang Breuh, banyak orang pangling dan mengira dara cantik ini benar-benar berasal dari negeri jiran. Aksennya, penguasaan bahasa Melayu, benar-benar menyirikan ia gadis Malaysia. Padahal, Aceh tulen.
Logat Melayu Juliana Puspita memang cukup baik, maka ia tak pernah canggung saat memerankan “sahabat negeri seberang” Yusniar dalam Empang Breuh. Simaklah, ia berbicara dengan cukup baik.
“Saya sering ke Malaysia, untuk memperkenalkan budaya Aceh dengan menari atau peragaan busana. Jadi, saya terbiasa berbahasa Melayu dan sudah lumayan menguasainya,” kata Uli. Ia juga pernah tampil di Brunei Darussalam dan Thailand.
Sering, ketika Uli jalan-jalan ke luar daerah, ada orang yang tiba-tiba menyapanya dengan bahasa Melayu karena mengira Uli warga Malaysia. Sambil tersenyum, ia menyapa kembali dengan bahasa Aceh atau Indonesia.
Sulung dari tiga bersaudara ini meniti karir dunia seni sejak di SMP Negeri 1 Lhokseumawe, sebagai penari. Dia masuk sanggar Cut Mutia milik Pemerintah Aceh Utara. Sanggar ini kemudian membawanya ke beberapa negara.
Anak dari pasangan Mukhtar dan Yusna ini juga aktif di dunia modelling. Dia pernah meraih juara empat Putri Citra dan juara satu Putri Aceh di Jakarta, tahun 2003 silam. Ia juga meraih juara “Cut Kak” terbaik Provinsi Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh di Banda Aceh.
Dara kelahiran 1 Mei 1987 ini telah menjuarai 16 perlombaan modelling di Aceh dan Jakarta. Dia mengaku ingin mengharumkan nama Aceh lebih sering lagi.
”Saya ini suka hal-hal baru. Senang sekali bisa mempromosikan budaya Aceh di luar negeri. Bisa berkenalan dengan berbagai macam bangsa,” kata mahasiswi semester tujuh Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe ini.
Ada satu lagi obsesi besarnya, Uli ingin berbakti lebih nyata pada masyarakat. Caranya, berpolitik. Uli ikut berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif April mendatang. Dia didaulat sebagai calon legislatif (Caleg) oleh sebuah partai di Kota Lhokseumawe.
”Saya terjun ke dunia politik, karena ingin berbuat lebih banyak. Ingin membuktikan, bahwa nasib perempuan harus diperjuangkan oleh kaum perempuan sendiri. Ini akan saya lakukan. Mohon dukungannya ya…,” kata Uli. [dimas]