MOST RECENT

|

Sisa Semangat Camat Bola

Kalau tak kenal sama Om Bah, berarti tak kenal bendera Merah-Putih”.
TIDAK ada kaitan antara sosok tua ini dengan bendera negara Indonesia yang berdaulat. Tapi, begitulah orang-orang memberi deskripsi tentang Bachtiar Benu Arifin.

Pecinta sepak bola di Lhokseumawe dan Aceh Utara pasti kenal sosok satu ini. Bachtiar Benu Arifin namanya. Ia biasa dipanggil Om Bah. Tapi, kesetiaan dan dedikasinya untuk sepak bola membuat ia populer dengan panggilan unik. Sampai sekarang, di hari tuanya, ia dipanggil Camat Bola.

Ia punya cerita panjang, tentang alasan mengapa ia lebih dikenal dengan nama Camat Bola.

Om Bah terjun ke dunia sepak bola sejak belajar di SMP Negeri 1 Lhokseumawe, 1960 silam. Saat itu, dia mulai dari klub amatiran di sekolahnya. Karena gerakannya lincah, Bachtiar muda dipercaya di posisi paling sulit dalam sepak bola, sebagai gelandang serang. Inilah tantangan pertamanya.

Tapi, di kaki Om Bah bola jinak juga. Dia menghasilkan gol-gol indah setiap kali bertanding. Dia bahkan memberi andil besar bagi klub sekolahnya. Waktu itu, SMP Negeri 1 Lhokseumawe menjadi juara sepak bola tak terkalahkan di Aceh Utara.

Tiga tahun kemudian, dia masuk SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Saat itu, tak ada tim sepak bola di sekolahnya. Dia pun berlatih di Klub Rajawali, Lhokseumawe. Setahun kemudian, ia hijrah ke Persatuan Sepak Bola Aceh Timur (Persati) di Langsa. Saat itu, Persati tim terhebat di Aceh.

“Waktu itu Persati itu tim tak terkalahkan. Nomor satu di Aceh. Tapi, kalau bertanding di luar, kami selalu dikerjain wasit,” kenangnya. Lawan terberat Persati saat itu, PSDS Deli Serdang dan PSMS Medan. Keduanya menjadi musuh bebuyutan.

Kepiawaian Om Bah bermain bola membuat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Langsa kepincut. Perusahaan itu bahkan tidak rela Om Bah pulang ke Lhokseumawe. Dia direkrut dan dipekerjakan di perkebunan sawit milik pemerintah tersebut.

“Saya tidak bekerja. Kerjaan saya, ya cuma main bola,” katanya.

Dia kembali ke Lhokseumawe 1965. Om Bah langsung diusung menjadi punggawa tim sepak bola Aceh untuk Pekan Olahraga Nasional (PON). Tapi, event olah raga terakbar se-Indonesia ini gagal. Pemberontakan PKI meletus. Om Bah pun sibuk turun ke jalan untuk menentang hadirnya paham komunis.

“Gagal berangkat ke PON. Saya ikut demonstrasi bersama teman-teman,” ujarnya.

Pada 1972, dia masuk untuk memperkuat Aceh pada PON kesembilan di Surabaya. Tapi, Om Bah tidak beruntung. Aceh bertemu Surabaya, tim terhebat di Indonesia.
“Kami kalah. Lawannya Padang dan Surabaya, tim hebat Indonesia zaman itu,” sebutnya.

Usai PON, dia kembali ke Lhokseumawe. Setelah resmi mengundurkan diri dari PT Perkenunan Nusantara I, Om Bah bekerja sebagai staf di Kantor Camat Banda Sakti, Lhokseumawe, selama dua tahun. Pada 1974, dia kuliah di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Banda Aceh.

“Selama kuliah, saya hanya sekali main bola. Unsyiah Cup. Waktu itu, APDN menang. Senang sekali saya, setelah lama tidak main bola,” kenangnya.

Pada 1978, ayah dari tiga putri ini kembali bekerja di Lhokseumawe. Dia menjadi kepala bidang dan berlanjut sekretaris di kantor kecamatan, selama 14 tahun. Baru pada 1995 ia diangkat menjadi Camat Blang Mangat.

Dalam posisinya sebagai camat, ia masih berulangkali menjadi pelatih PSLS Lhokseumawe. Melalui tangan dinginnya, PSLS dua kali lolos ke putaran nasional Kompetisi Divisi Dua PSSI setelah merajai kompetisi di Aceh.

Kecerahan karir Om Bah di sepak bola juga berjalan seiring dengan karirnya di pemerintahan. Ia terakhir memangku jabatan sebagai Asisten Pemerintahan dan Tata Praja Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Sejak menduduki jabatan itu, dia hanya menjadi penikmat sepak bola. Dia sibuk bekerja, hingga pensiun pada 1 Januari 2006 lalu. Kini ia dipercaya menjabat ketua PSSI Lhokseumawe.

Begitulah perjalanan hidupnya, hingga orang-orang mengenalnya sebagai Camat Bola. Bersama istri tercintanya, Hafnidar, kini pahlawan sepak bola kota gas itu menghabiskan masa tuanya di rumah mereka, di Desa Hagu Barat Laut, Lhokseumawe. [dimas]

Publis Oleh Dimas Sambo on 23.22. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Sisa Semangat Camat Bola"

Posting Komentar

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added