Warga Norwegia asal Aceh Tewas Didor
LHOKSUKON - Hanafiah Ahmad (51), warga Norwegia berdarah Aceh, tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) dengan senjata api (senpi) jenis AK, Senin (14/3) sekitar pukul 00.30 WIB di desa asalnya, Keude Aron, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, saat menonton tayangan sepakbola melalui televisi di sebuah warung kopi.
Korban ditembak dari jarak sekitar tiga meter pada bagian belakang kepalanya hingga tembus ke mata. Juga didor pada bagian punggung hingga tembus ke dadanya. Korban langsung terjungkal ke tanah bersimbah darah.
Eksekusi pada tengah malam itu menyebabkan warga yang sedang menonton tayangan sepakbola tersentak dan langsung lari kucar-kacir, karena khawatir terkena muntahan peluru berikutnya.
Segera setelah kejadian itu, Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid BE dan sejumlah personel polisi langsung datang ke lokasi kejadian. Selain itu, pasukan pengamanan ExxonMobil yang dipimpin Kalahar Pengamanan ExxonMobil, AKP Mugiyanto juga tiba di lokasi.
Amatan Serambi, lokasi kejadian hanya berjarak 150 meter dari rumah ibu kandung korban. Kini lokasi tersebut sudah dipagar dengan police line, sedangkan darah yang berceceran di lokasi sudah dibakar warga. Sejak pukul 07.00 WIB kemarin, sejumlah warga mulai berdatangan melayat ke rumah duka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Serambi, pelaku yang diyakini menggunakan mobil jenis Avanza warna hitam itu, sudah berkali-kali melintas di lokasi tempat korban akhirnya didor. Saat itu ada warga yang sempat melihat mobil itu melaju dari arah Nibong dan berhenti tak jauh dari lokasi kejadian, namun warga tak menaruh curiga. Apalagi mereka sedang asyik menonton tayangan bola.
Salah seorang dari kelompok pelaku malah sempat turun dari mobil untuk membeli minuman. Hal itu dia lakukan, diduga untuk memastikan posisi target. Tak lama berselang, ketika pemuda itu pun masuk kembali ke mobil.
Warga tersentak kaget dan langsung tiarap setelah mendengar dua kali suara letusan senpi dari arah mobil tersebut. Lalu pelaku tancap gas ke arah Simpang Cibrek, lintasan jalan nasional.
Pascatembakan yang mematikan itu, warga yang berada di lokasi kejadian langsung lari kucar-kacir, karena khawatir terkena rentetan tembakan. Hanya dalam hitungan menit, korban pun langsung diboyong ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Lhokseumawe untuk divisum. Kemudian jasad korban baru dijemput pihak keluarga untuk dibawa pulang ke rumah ibu kandungnya.
Informasi lain yang dihimpun Serambi, korban pulang ke Aceh, selain untuk menjenguk orang tuanya yang sudah lama terbaring sakit, juga untuk mengurus pekerjaan di bagian konstruksi. Apalagi selama ini korban juga bekerja sebagai konsultan pada sebuah perusahaan di Jakarta.
“Abang saya sudah sepuluh tahun tinggal di Norwegia dan kini menjadi warga Norwegia. Sejak pulang ke Indonesia tahun 2010, ia tinggal di Medan. Karena ibu sakit, tiga hari lalu ia pulang sendiri ke Aceh untuk menjenguk ibu,” ungkap Syarifuddin, adik kandung korban.
Menurutnya, selama ini abang kandungnya itu bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta sebagai konsultan. “Saya mengetahui kejadian itu setelah ditelepon kakak saya. Kemudian saya langsung ke rumah sakit untuk melihat jenazahnya. Saya kaget melihat bekas peluru di kepala dan dadanya,” ungkap Syarifuddin.
Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid BE, didampingi Kasubbag Humas, Ipda Zam Zami A, dalam konferensi pers di Mapolres Aceh Utara kemarin, menyebutkan penembakan itu dilakukan dengan menggunakan senpi jenis AK.
Pelaku naik Avanza
Kapolres menjelaskan, kejadian itu berawal ketika Hanafiah menonton tayangan sepakbola di sebuah warung kopi di desa tersebut. “Pelaku yang naik Avanza warna hitam turun dan mampir ke warung kopi itu. Pelaku sempat membeli air mineral, kemudian dari jarak dekat pelaku menembak korban dua kali,” sebut Kapolres.
Akibat tembakan itu, korban tewas di lokasi kejadian. Dari hasil visum et repertum, peluru ternyata menembus mata kanan dan perut korban. “Pelaku ditembak dari belakang. Dia datang ke desa itu, karena rumah orang tuanya memang di situ,” ungkap Kapolres.
Dia tambahkan, polisi meyakini pelaku lebih dari satu orang. Dari tempat kejadian ditemukan proyektil peluru jenis AK. “Namun, belum bisa dipastikan apakah AK-45 atau AK-56,” sebut Kapolres.
Lebih jauh disebutkan, pihaknya telah memeriksa dua orang saksi dari keluarga korban dan masyarakat yang melihat kejadian itu. “Korban masih berstatus warga Norwegia. Selama 12 tahun dia menetap di Norwey. Baru enam bulan lalu ia kembali ke Indonesia bersama keluarganya dan menetap di Kompleks Setia Budi, Medan, Sumatera Utara,” ungkap Kapolres.
Kapolres menambahkan, sejumlah saksi mata sempat mengenali ciri-ciri pelaku, yakni pria dengan tinggi sekitar 165 cm, berkulit putih, dan menggunakan bahasa Aceh ketika berbicara dengan warga yang malam itu menonton televisi di warung kopi.
AKBP Farid menambahkan, kini pihaknya terus memburu pelaku penembakan tersebut. “Saat ini tim intel, reskrim, dibantu Polsek Syamtalira Aron masih berada di lapangan untuk memburu pelaku. Mudah-mudahan cepat tertangkap dan kami mohon kerja sama masyarakat untuk menginformasikan keberadaan pelaku,” harap Kapolres. (c37/c46)
Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.